12 April 2018 |
Selamat Hari kamis (2) ๐
____________________
Subuh tadi, sorak ramai rekan santri menggema. Raut cerah tersemai pada wajah teduh mereka. Padahal biasanya benam. ๐ค
"Ayoo yoo. Tangiii". Teriak Kang Bejo menggelegar.
"Akhiirr!! Akhiiir Moleeeh! ๐ฎ" Sahut Kang santri lainya.
Kang Husain, dkk, cengar cengir ceria.
Yang biasanya ruwet mbangunin, tarik-tarikan lengan, nabuhi jendelo-lawang, tabok-tabokan, pagi ini tidak. ๐
Amboooi, nikmatnya nglihat semua pada pasang wajah cerah.
๐
Maklum. Minggu ini kamisnya spesial. Boleh pulang sampek sabtu. Terbilang sebagai gantinya libur yang di naskh senin kemarin. Hihihih
Nafas leganya tambaaah panjang. Haaaaaaaah ๐
,
Hati-Hati di jalan, ๐
____________________
____________________
Pembukaan saja
"Ngaji kok ora madep sing ngajeni". ๐
Ngiang dawuh ini semakin menjadi. Bagaimana tidak? Fenomena semacam ini kerap dianggap sebagai leluhur diri.
Awalnya saya ndak tau. Beberaa jam lalu, ada teman saya yang bilang;
"Wan, fotomu kok kurang ber-adab se?"
Aku terhenyak. ๐ค
"Ikulo, mosok ngaji ora madep sing ngajeni ๐คจ Padahal bolak-balik Beliau wis ngilingne. Mosok kudu di elengno saben dino saben wengi?"
Aku menghela nafas dalam-dalam. Hahhh.
Benar juga ya,
Lalu?
Saling saja,
๐๐๐
Comments