KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Ilmu Pengantar Islam
Dosen Pengampu:
Moh. Dliya’ul Chaq. M. HI.
Oleh:
1.
Muhammad Zulfi Fanani
2.
Hasbullah
3.
Muhammad Afwan Imamul Muttaqin
4.
Lugina M Ramdan
5.
Muhammad Irham Mabruri
INSTITUT AGAMA
ISLAM BANI FATTAH (IAIBAFA)
TAMBAKBERAS JOMBANG
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap agama mempunyai karakteristik
ajaran yang membedakan dari agama-agama lain. Agama yang didakwahkan secara
sungguh-sungguh diharapkan dapat menyelematkan dunia yang terpecah-pecah dalam
berbagai bagian-bagian. Perpecahan saling mengintai dan berbagai krisis yang
belum diketahui bagaimana cara mengatasinya.
Tidak mudah membahas karakteristik
ajaran islam, karena ruanglingkupnya sangat luas, mencakup berbagai aspek
kehidupan umat islam. Untuk mengkaji secara rinci semua karakteristik ajaran
islam perlu di telusuri, mulai dari risalah Allah terakhir dan menjadi agama
yang diridloi Allah, untuk dunia dan seluruh umat manusia sampai datangnya hari
kiamat.
Istilah karakteristik ajaran islam terdiri dari dua kata yaitu:
karakteristik dan ajaran islam. Kata karakteristik dalam kamus bahasa
indonesia, diartikan sesuatu yang memiliki karakter atau sifat yang khas.
Sedangkan islam dapat diartikan agama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW dan berpedoman pada kitab suci Al-qur’an.
Karakteristik yang dimiliki islam,
yakni karakteristik ilmu dan kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi,
kesehatan, politik, pekerjaan, dan disiplin ilmu. Karakteristik ajaran islam
adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh umat muslim dengan bersandarkan
Al-Qur'an dan Hadist dalam berbagai bidang ilmu,kebudayaan, pendidikan.sosial,
ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, disiplin ilmu,dan berbagai macam ilmu
khusus. Karakteristik ini banyak terdapat di dalam sumber-sumber ajaran Al-Quran
dan Al-Hadits. Kedua sumber ini telah menjadi pedoman hidup bagi setiap umat
Islam. Aspek-aspek sumber kehidupan ini diberi karakter tersendiri dalam
berbagai ilmu pengetahuan, ekonomi, social, politik, pekerjaan, kesehatan, dan
disiplin ilmu untuk sepanjang masa.
Islam dalam potret yang ditampilkan
Muhammad Iqbal bernuansa filosofis dan sufistik. Islam yang ditampilkan Fazlur
Rohman bernuansa histories dan filosofis.Islam yang ditampulkan pemikir dari
Iran seperti Ali Syariati, Sayyed Husain Nasr, dan Murthada Muthahari banyak
menguasai pemikiran filsafat modern dan ilmu social yang berasal dari barat.
.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Karakteristik Ajaran Islam?
2.
Apa Saja Macam-Macam Karakteristik Ajaran
Islam?
3.
Bagaimana Hubungan Aspek-Aspek Ajaran Islam?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk
Mengetahui
Karakteristik Ajaran Islam.
2.
Untuk
Mengetahui Macam-Macam Karakteristik Ajaran Islam.
3.
Untuk
Mengetahui Hubungan
Aspek-Aspek Ajaran Islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Karakteristik Ajaran Islam
Menurut John M Echols dan Hasan Shadily dalam bukunya
“Kamus Inggris Indonesia, krakteristik berasal dari kata Character yang
artinya watak, karakter dan sifat. Kemudian menjadi karakteristik yang
mempunyai maksud sifat khas dan membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Kemudian, dapat disimpulkan bahwa pengertian karakteristik ajaran Islam adalah
Sifat, karakter, atau watak yang melekat pada ajaran Islam sehingga manfaat dan
dampaknya dapat dirasakan oleh pemeluk agama Islam[1].
B.
Macam-Macam Karakteristik Ajaran Islam
Apabila
meneliti sumber kepustakaan Islam yang ditulis oleh para cendikiawan atau para
ulama, kita akan mengetahui bahwa ajaran-ajaran Islam memiliki karakteristik
yang khas, yang berbeda dari ajaran-ajaran agama lainnya.
Ali Anwar Yusuf
menyebutkan bahwa karakteristik ajaran islam adalah sebagai berikut[2] :
1.
Komprehensif
Walaupun umat islam
itu berbeda-beda bangsa dan berlainan suku, dalam menghadapi asas-asas yang
umum, umat islam bersatu padu untuk mengamalkan asas-asas tersebut.
2.
Moderat
Islam memenuhi jalan tengah, jalan yang
imbang, tidak berat ke kanan untuk mementingkan kejiwaan (rohani) dan tidak
berat ke kiri untuk mementingkan kebendaan (jasmani) . Inilah yang diistilahkan
dengan teori wasathiyah, menyelaraskan antara kenyataan dan fakta dengan ideal
dan cita-cita.
3.
Dinamis
Ajaran islam mempunyai
kemampuan bergerak dan berkembang, mempunyai gaya hidup, dapat membentuk diri
sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ajaran islam terpencar dari sumber yang
luar dan dalam, yaitu Islam yang memberikan sejumlah hukum positif yang dapat
dipergunakan untuk segenap masa dan tempat.
4.
Universal
Ajaran islam tidak
ditujukan kepada suatu kelompok atau bengsa tertentu, melainkan sebagai rahmatan
lil ‘alamin, sesuai dengan misi yang diemban oleh Rasululloh SAW. Ajaran
Islam diturunkan untuk dijadikan pedoman hidup seluruh manusia untuk meraih
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dengan demikian, hukum islam bersifat
universal, untuk seluruh umat manusia di muka bumi dan dapat diberlakukan di
setiap bangsa dan negara.
5.
Elastis
dan fleksibel
Ajaran Islam berisi
disiplin-disiplin yang dibebankan kepada setiap individu. Disiplin tersebut
wajib ditunaikan dan orang yang melanggarnya akan berdosa. Meskipun jalurnya
sudah jelas membentang, dalam keadaan tertentu terdapat kelonggaran (rukhshah)
. Kelonggaran-kelonggaran tersebut menunjukkan bahwa ajaran islam bersifat
elastis, luwes, dan manusiawi. Demikian pula, adanya qiyas, ijtihad, istihsan,
dan mashlahih mursalah, merupakan salah satu jalan keluardari kesempitan.
6.
Tidak
memberatkan
Ajaran Islam tidak pernah membebani seseorang
sampai melampaui kadar kemampuannya karena Islam mempunyai misi sebagai
rahmatan bagi manusia. Islam datang untuk membebaskan manusia dari segala
sesuatu yang memberatkannya.
7.
Graduasi
(berangsur-angsur)
Ajaran-ajaran Islam yang diberikan kepada
manusia secara psikologis sesuai dengan fitrahnya sendiri. Apabila
ajaran-ajaran tersebut diturunkan sekaligus, sangat sulit bagi manusia untuk
menjalankannya. Oleh karena itu, Allah menurunkan ajaran Islam secara
berangsur-angsur, agar manusia melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
8.
Sesuai
dengan fitrah manusia
Ajaran Islam sesuai
dengan fitrah manusia, dalam arti sesuai dengan watak hakiki dan asli yang
dimiliki oleh manusia. Dengan demikian, ajaran islam yang sesuai dengan fitrah
manusia memberikan keterangan yang pasti tentang kepercayaan asli dan hakiki
yang ada dalam diri manusia. Artinya, kondisi awal ciptaan manusia memiliki
potensi untuk selalu mengetahui dan cenderung pada kebenaran, yang dalam Al-Qur’an
disebut dengan hanif.
9.
Argumentatif
filosofis
Ajaran Islam merupakan
ajaran yang argumentatif, tidak cukup dalam menetapkan persoalan-persoalan
dengan mengandalkan doktrin lugas dan intruksi keras. Demikian pula, tidak
cukup sekedar berdialog dengan hati dan perasaan serta mengandalkannya untuk
menjadi dasar pedoman. Akan tetapi, harus dapat mengikuti dan menguasai segala
persoalan dengan disertai alasan yang kuat dan argumentasi yang akurat.
C.
Hubungan Aspek-Aspek Ajaran Islam
1.
Agama
a.
Dalam bidang
agama, islam mengakui adanya pluralisme. Pluralisme menurut cak Nur adalah
sebuah aturan tuhan (sunnah Allah) yang tidak akan berubah, sehingga
tidak mungkin di lawan atau di ingkari. Islam adalah agama yang kitab sucinya
dengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan paganisme dan
syirik, untuk hidup dan menjalankan ajaran masing-masing dengan pennuh
kesungguhan.[3]
b.
Karakteristik
ajaran islam dalam bidang agam tersebut disamping mengakui adanya pluralisme
sebagai suatu kenyataan, juga mengakui adanya universalisme, yakni mengajarakan
kepercayaan kepada tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik dan mengajak
pada keselamatan.
c.
Dengan
demikian, karakteristik agama islam dalam visi keagamaan bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan, dan saling
menghargai, karena dalam pluralitas agama tersebut terdapat unsur kesamaan
yaitu pengabdian kepada tuhan.
2.
Ibadah
Dalam bidang ibadah. Manusia diciptakan oleh
allah, hanya untuk beribadah kepada-Nya. Abu A’la Al-maududi menyatakan bahwa ibadah dari akar ‘Abd
yang artinya pelayan dan budak. Jadi, hakikat ibadah adalah penghambaan dan
perbudakan dalam arti terminologi, ibadah adalah usaha mengikuti hukum-hukum
dan aturan aturan allah dalam menjalankan kehidupan yang sesuai dengan
perintah-perintahnya,mulai aqil baligh sampai meninggal dunia. Indikasi ibadah
adalah kesetiaan, kepatuhan, penghormatan, serta penghargaan kepada allah swt.
Serta di lakukan tanpa adanya batasan waktu serta bentuk khas tertentu.
3.
Aqidah
a.
Dalam
islam, aqidah merupakan masalah asasi
yang merupakan misi pokok yang di emban para nabi. Baik-tidaknya
seseorang dapat dilihat dari aqidah nya sebab amal saleh hanyalah pancaran dari
aqidah yang sempurna karena aqidah merupakan masalah asasi, dalam kehidupan
manusia perlu ditetapkan prinsip-prinsip dasar aqidah islamiyyah agar dapat
menyelamatkan kehidupan mannusia di dunia dan di akhirat.
b.
Aqidah
itulah yang akan melahirkan bentuk pengabdian hanya kepada allah, yang
selanjutnya berjiwa bebas, merdeka, dan tidak tunduk kepada manusia dan lainya
yang menggantikan posisi tuhan.
c.
Dengan
demikian, aqidah islam bukan sekedar keyakinan dalam hati, melainkan harus
menjadi acuan dan dasar dalam bertingkah laku, serta berbuat yang pada akhirnya
menimbulkan amal saleh.
4.
Ilmu dan
kebudayaan
a.
Karakteristik
ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka, akomodatif,
tetapi juga selektif. Dari satu segi, islam terbuka dan akomodatif untuk
menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan dengan itu, islam juga
selektif, yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmudan kebudayaan,
melainkan hanya menerima ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan islam.
b.
Islam
demikian kuat mendorong manusia agar
memiliki ilmu pengetahuan dengan cara menggunakana akalnya untuk berpikir,
merenung, dan sebagainya. Demikian pentingnya ilmu ini hingga islam memandang
bahwa orang menuntut ilmu sama dengan jihad dijalan Allah.
5.
Sosial
a.
Ajaran
islam dibidang sosial termasuk yang paling menonjol karena seluruh ajaran
islam, sebagaimana telah disebutkan, pada akhirnya ditujukan untuk
kesejahteraan manusia. Namun, khusus dalam bidang sosial ini, islam menjunjung
tinggi tolong-menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran,
kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa, dan kebersamaan.
6.
Ekonomi
a.
Karakteristik
ajaran islam dalam bidang kehidupan. Islam memandang bahwa kehidupan yang harus
dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak memisahkan antara dunia
dan akhirat. Pandangan islam mengenai kehidupan demikian, secara tidak
langsung, menolak kehidupan yang bercorak sekularistik, yaitu kehidupan yang
memisahkan urusan dunia dan urusan agama. Agama harus terlibat dalam mengatur
kehidupan dunia.
7.
Kesehatan
a.
Ajaran
islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip pencegahan lebih diutamakan dari
pada penyembuhan. Berkenaan dengan konteks kesehatan ini ditemukan sekian
banyak petunjuk kitab suci dan sunnah Nabi SAW. Yang pada dasarnya mengarah
pada upaya pencegahan. Untuk menuju upaya pencegahan tersebut,
b.
islam
menekankan segi kebersihan lahir dan batin.
8.
Politik
a.
Karakteristik
ajaran islam dalam bidang politik. Dalam
Al-Quran surat An-Nisa’ ayat 59 terdapat perintah menaati ulil amri yang terjemahnya termasuk penguasaan didalam
politik, pemerintahan, dan negara. Dalam hal ini, islam tidak mengajarkan
ketaatan buta terhadap pemimpin islam, melainkan menghendaki ketaatan kritis,
yaitu ketaatan yang berdasarkan kepada tolak ukur kebenaran dari tuhan.
b.
Islam
tidak menetapkan bentuk pemerintahan tertentu. Oleh karena itu, setiap bangsa
boleh menentukan bentuk negara masing-masing. Namun, yang terpenting, bentuk
pemerintahan tersebut harus digunakan sebagai alat untuk menegakkan keadilan,
kemakmuran, ketentraman, kesejahteraan, dan keamanan masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengertian
karakteristik ajaran Islam adalah Sifat, karakter, atau watak yang melekat pada
ajaran Islam sehingga manfaat dan dampaknya dapat dirasakan oleh pemeluk agama
Islam.
Ali Anwar Yusuf menyebutkan bahwa karakteristik ajaran islam adalah
Komprehensif , Moderat, Dinamis, Universal, elastis dan fleksibel, tidak
memberatkan, graduasi, sesuai dengan fitrah manusia, argumentatif filosofis.
Karakteristik
yang dimiliki islam, yakni karakteristik ilmu dan kebudayaan, pendidikan,
sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, dan disiplin ilmu.
DAFTAR
PUSTAKA
Nata Abiduddin, Study Islam Komprehensif (Jakarta,
Kencana)
Anwar Rosihon, M. Yunus Badruzzaman, Saehuddin, Pengantar Studi
Islam, (cv pustaka setia, Bandung,)
[1]
Abiduddin Nata, Study Islam Komprehensif(Jakarta, Kencana, 2011)133
[2] Rosihon Anwar, Badruzzaman M. Yunus, Saehuddin, Pengantar Studi
Islam, (cv pustaka setia, Bandung, november 2009)145 – 147
[3] Rosihon Anwar,
Badruzzaman M. Yunus, Saehuddin, Pengantar Studi Islam, (cv pustaka
setia, Bandung, november 2009) h 122 –
136
Comments