انظر ما قال ولا تنظر من قال
Sebelum
menuliskan perbincangan ini, aku teringat sebuah dawuh; “Lihatlah apa yang
dibicarakan, jangan melihat siapa yang berbicara”. Ini memberikan kita gambaran bahwa dalam hal nasehat-menasehati kita haruslah terbuka. Tidak gampang mencela jika yang berbicara jauh dibawah usia kita, atau derajatnya jauh dari kita.
Sebagai contoh sebuah cerita yang diriwayatkan oleh Abu Ma'syar, tentang remaja yang mencari ahli mauidzah untuk pernikahannya sejumlah 100 orang. Akhirnya dia sudah mendapat 99 ahli mauidzah, kurang satu dan sangat sulit didapat. Sampai pada suatu saat dia bersumpah, bahwa siapapun yang ia temui pertama kali setelah keluar rumah, itulah yang akan dimintainya mauidzah. Dan siapa sangka kalau yang pertama kali ia jumpai adalah sosok orang gila.
(Kisah lengkapnya akan saya sampaikan di artikel berikutnya. Hehe)
#_____#
Suatu saat aku pernah berbincang ringan dengan karib yang entah terpaut berapa tahun dibawahku. Tapi anehnya, kami terkesan masih seusia kok. Hehe 😅
Sebagai contoh sebuah cerita yang diriwayatkan oleh Abu Ma'syar, tentang remaja yang mencari ahli mauidzah untuk pernikahannya sejumlah 100 orang. Akhirnya dia sudah mendapat 99 ahli mauidzah, kurang satu dan sangat sulit didapat. Sampai pada suatu saat dia bersumpah, bahwa siapapun yang ia temui pertama kali setelah keluar rumah, itulah yang akan dimintainya mauidzah. Dan siapa sangka kalau yang pertama kali ia jumpai adalah sosok orang gila.
(Kisah lengkapnya akan saya sampaikan di artikel berikutnya. Hehe)
#_____#
Suatu saat aku pernah berbincang ringan dengan karib yang entah terpaut berapa tahun dibawahku. Tapi anehnya, kami terkesan masih seusia kok. Hehe 😅
Sebenarnya
aku cuman basa-basi, sekedar mengakrabkan diri dengan caraku. Tapi semakin
kubawa semakin dalam juga bahasan kami.
Katanya,
“Menyesal tak akan merubah apapun. Perbaiki kesalahanmu di masalalu dan
mulailah semua dari awal lagi. Tanpa mengulang kisah kelam di masalalumu”.
Aku sedikit tertegun. Meski rebusan
kata yang ia suguhkan kurang matang, tapi setidaknya apa yang dimaksudkan bisa
ku tangkap.
“ ’Tanpa mengulang kisah kelam
di masalalumu’ Ini sing berat, Sam! 😔”. Balasku sekenanya.
Dia tersenyum
kecil, lalu menimpal “Memang Cak. Terlebih bagi orang yang belum terbiasa😂”
“Ada solusinya?😶” Tanyaku.
Karibku itu
mengangguk-anggukkan kepalanya. “Ya harus punya tekad kuat Cak!”
“Hehe”. Aku menghela nafas
dalam-dalam. Rupanya perbincangan kami memang terselam dalam.
“Dalam proses, sering kali ada
godaan”. Tambahku
Remaja cerdik
itu lagi-lagi tersenyum, kali ini agak lebar sambil menelan sisa jajan yang
terjeda di mulutnya. “Step to Step lah Caak. Hehe”
“Nah, kalo peran orang lain?”.
Tanyaku selanjutnya
“Ya jelas butuh dukungan ta Caak”.
Ganti
aku yang mengangguk. Sambil menyeruput desah angin dan teh hangat yang beberapa
detik lalu tiba. “Misal, masalahnya menyangkut aib prbadi. Gimana?”
“Kalo menurut kulo, nggeh mboten
perlu diceritakan sinten-sinten Cak. Kan niki masalah aib pribadi. Yang penting
punya tekad kuat untuk berubah. Di pintu lemari pengurus saya ada tulisan gini ‘Tutupi
semua kesalahanmu dengan kebaikan’. Intine, nggeh mboten usah diceritakan
siapa-siapa aib niku. Pokok punya tekad berubah dan jangan sampai kesalahan
yang dulu terulang kembali 😅”. Terangnya.
“Tapi nek terulang yo ndak popo
see, paling wes wayahe. Hehe”. Tambahnya sambil bergurau ceria.
Kami tertawa lepas. Bersahutan dengan kebul uap kopi yang ia pesan. “Nek keadaan seperti itu, peran orang lain gimana?”
“Waah. Nek seperti itu, diri kita
sendiri yang harus berusaha. Orang lain ya ndak bisa, lha wong nggak ngerti
masalahe. Kecuali kalo kita beri tau”. Katanya, lalu menyeruut kopi.
“Contoh. Aku cerita nang Si A
salah satu aib ku. Aku bilang ‘ojo di ceritakan siapa-siapa’. Yasudah, nanti Si
A ndak bilang siapa-siapa dan Si A juga mbantu masalahku. Niku menurut kulo,
ndak dirungokne yo nggak popo Cak. Hehe Lha wong aku mung cah cilik. Durung
pantes dipercoyo”. Tambahnya.
Sejenak
aku tertegun. Mengangguk-anggukkan kepala, membenarkan. Meski nyatanya aku
belum paham betul apa yang ia katakan tadi 😂. Perkataan terakhirnya itulo yang
membuat jantungku maraton. ‘Sikap rendahnya’ 😌.
“Haha. Ya ndak gitu Sam. Bisa
jadi pemahaman samian lebih luas daripada saya 😙”
“Hehehe😅”.
*(Singkapan Chating pada 17 Desember 2017. Affa-R.Gym)
*(Singkapan Chating pada 17 Desember 2017. Affa-R.Gym)
Comments