Skip to main content

Palsu kah?

Palsu kah?

Banyak sekali kepalsuan yang merebak disekeliling kita, tapi secara tak sadar dan santai saja kita malah hanyut menikmatinya. Memang, kepalsuan itu kebanyakan tak kasat mata, agar kepalsuan itu bisa mencapai targetnya tanpa ada kendala. Tapi mengapa kita sering sekali lengah?

Kepalsuan pada dasarnya hanyalah sebuah rekayasa yang diimbangi dengan kemahiran pelakunya. kepalsuan tak akan lepas dari keluputan, dan itu pasti! sudah berapa banyak kepalsuan yang terungkap??
Namun pertanyaan lanjutanya tetaplah menakutkan; "Berapa banyak kepalsuan yang akan hadir setelah  itu?"

Tak kasat mata.
Saat kita tau bahwa teman kita mlakukan kepalsuan pada kita, maka bisikan-bisikan akan mulai berdatangan. Disatu sisi, kita melihat bahwa dia tak bersalah, tak mungkin dia melakukan keburukan itu, dengan pertimbangan sikap dan ucapan yang dia tayangkan selama ini. Namun disatu sisi, keburukan itu secara nalar bisa jadi ada, berdalih dari sifat iri hati atau ketidak percayaan dirinya yang membuat kemalut hatinya mulai berlubang.

Lantas mana yang benar, palsu kah?
secara pribadi, saya berusaha dan tetap terus berusaha mempertimbangkan itu, namun jangan terlalu lama, jangan terlalu dalam, dan jangan terlalu jauh. Pastikan pusat pola fikir kita adalah Positif thinking , berfikir positif. Bahwa kita semua sama, manusia, yang tak pernah luput dari kesalahan.

Lantas?
Camkan, dia tetap baik. tetap jasa sikap. barang kali dengan kita tatap bersamanya, tetap berbaik hati padanya hatinya akan luluh dan berubah. Toh, jika benar-benar dia PALSU, semua ucapan baiknya, kelakuan baiknya semua PALSU, biarkan saja. Terima dia seperti TAK TERJADI APA-APA.

____ -- ____

*Tapi ini berat, dia menceritakan keburukan ku pada orang lain..??
=INGAT, pada dasarnya kita memang buruk, banyak kesalahan kan?? jadi santai saja..... Anggap saja dia menyebarkan aibnya sendiri. SELESAI


{Kirim naskah; Joko Herlambang W. - Gondanglegi Malang (salah satu penikmat alam Putatlor)}

{Adm; "Yang perlu dipantaskan ya dipantaskan, yang tidak pastas jangan diperdebatkan""Ah, pada dasarnya memang sudah saatnya diri kita sendirilah yang perlu berbenah" }

Comments

Popular posts from this blog

HUKUM MEMPERINGATI PERAYAAN MAULID NABI SAW

Syi'iran Maulud Nabi Dari KH.M.Djamaluddin Ahmad (Jombang) HUKUM MEMPERINGATI PERAYAAN MAULID NABI SAW Peringatan ( kelahiran nabi ) yang lebih populer dengan ‘’ maulidan ’’ merupakan sebuah tradisi, sekaligus memiliki makna yang mendalam. Sejak dulu, kaum muslimin  telah melakukan peringatan mauled Nabi Saw. Sedangkan, orang yang  pertama kali melaksanakan ‘’Maulidan’’ adalah Rosulullah Saw. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadis Imam Muslim. Namun, sebagian orang masih menganggab bahwa peringatan mauled Nabi Saw merupakan perbuatan bid’ah, dengan alasan bahwa Nabi Saw tidak pernah mengajarkan. Dalam sebuah hadis, Nabi Saw memiliki kebiasaan puasa sunnah senin dan kamis. Ternyata, puasa tersebut memiliki tujuan mulia bagi Nabi Saw, yaitu sebagai bentuk rasa syukur atas kelahirannya. Hal ini terungkap saat salah satu sahabat menanyakan kebiasaan Nabi Saw berpuasa pada hari senin. عن أبي قتادة ، أن أعرابيا قال : يا رسول الله ما تقول في صوم يوم الإثنين ؟ فقال : « ذاك يوم و...

Karakteristik Ajaran Islam

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ilmu Pengantar Islam Dosen Pengampu: Moh. Dliya’ul Chaq. M. HI. Oleh: 1.       Muhammad Zulfi Fanani 2.       Hasbullah 3.       Muhammad Afwan Imamul Muttaqin 4.       Lugina M Ramdan 5.       Muhammad Irham Mabruri INSTITUT AGAMA ISLAM BANI FATTAH (IAIBAFA)  TAMBAKBERAS JOMBANG 2017 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Setiap agama mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama lain. Agama yang didakwahkan secara sungguh-sungguh diharapkan dapat menyelematkan dunia yang terpecah-pecah dalam berbagai bagian-bagian. Perpecahan saling mengintai dan berbagai krisis yang belum diketahui bagaimana cara mengatasinya. Tidak mudah m...

'Mbeling'

Ba'da hataman ngaji kilatan. Ramadhan 1439H Mbeling (Bapak Muhammad Zulianto) Tidak selalu dunia-nya santri lurus dan tenang-tenang saja. Bahkan dibanyak waktu, kelokan tajam dan lubang jalan terjal nyantri kerap menguji. Ada saja masalahnya. Mulai ekonomi sampai "mbolos" ngaji. Dari belajar nakal sampai rambut dipetal. Dari nggandol makan di warung sampai nggandol truck di jalanan. Hingga terkena "candu" warung kopi sampai soal asmara antar asrama. Atau bahkan sampai tidak naik kelas. "Mbeling" adalah istilah yang memiliki banyak arti dan sudah membumi di kalangan santri. Apalagi bagi santri yang memang "mbeling". Rasanya memang tidak lengkap jika nyantri hanya melulu lurus mengaji, nderes, setoran dan wetonan. Sekali-kali harus (pernah) mbeling. Ibarat masakan, mbeling adalah bumbu penyedapnya. Dan penyedap tak perlu banyak-banyak. Asal takaranya terukur dan ada resep yang mengarahkan.             Gus Dur ...