KAU YANG TIADA
Jeritan bising seonggok kayu lapuk
Menelan beribu kepahitan peluh
Merekam bisu tetes darah yang menggebu dan
bersatu
Melawan monster-monster keparat nan buta adab
Ah, alangkah mulia skenario yang berputar
tatkala itu
Bisingan deru peluru, gelegar geranat dan
dentingnya pedang
Menyimpan berjuta memori haru juang bhineka
tunggal ika
Arg... brak, bruk. Engkau tersungkur tanpa ada
niat mundur
Terhunus pedang, tertembak timah panas dan
terlempar dari negara hakmu sendiri
Lihat! Betapa suci genangan darah merah
Dan coba dengarlah lantunan suara “bangkit” di
dada mereka
Hanya tinggal kata sederhana “berjuang dan
melawan”
Mereka tak menengok jiwa yang meronta
Otak mulia itu hanya bertekad “MERDEKAKAN!”
Tertera abadi abadi di tanah lahirnya
“INDONESIA”
10 Nopember, kisah yang mengharu biru
Untuk Engkau “pahlawanku” yang terbaring abadi
di pusara
Untaian do’a semoga menaungiMu.
By:
Kurnia
Comments