Skip to main content

Arti Dan Cara Mencari Jati Diri Dalam Islam

Arti Dan Cara Mencari Jati Diri Dalam Islam
  
Ada seorang remaja yang bertanya mengenai arti dari jati diri dan bagaimana cara mencari jati diri? Mungkinkah Anda telah menemukan jati diri Anda sendiri? Atau hinga saat ini masih mencarinya? Memang tak sedikit orang yang masih bingung tentang konsep jati diri dalam islam. Maka dari itu ada yang disebut istilah mencari jati diri.
Mencari jati diri islam
Terlepas apakah Anda telah menemukannya ataupun belum, maka perlu untuk di pertimbangkan lagi, apakah konsep jati diri kita ini sudah benar atau belum? Jika salah, sangat berbahaya! Sebab semua tindakan kita nantinya akan berlandaskan pada konsep jati diri kita sendiri. Jika salah, tentu tindakan dan juga perilaku kita akan salah. Kita sendiri bisa celaka, baik di dunia ataupun di akhirat.
Apa Itu Jati Diri?
Ada yang menyebutkan bahwa jati diri itu adalah karakter dasar, Ada yang mengatakan itu adalah kamu sesungguhnya, ada juga yang yang bilang bahwa seseorang akan menemukan jati diri itu seiring semakin de-wasanya kita. Mungkin ucapan seperti ini ada benarnya juga, karena Jati diri sendiri merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sifat seseorang yang muncul dengan sendirinya sejak saat dari kecil, kemudian sifat bawaan dari kecil itu kadang juga terpengaruh dengan berbagai faktor seperti faktor lingkungan tempat dia dibesarkan. Jati diri adalah identitas seseorang yang jelas sehingga siapa pun tahu tentang orang tersebut. Sering kali orang memberikan definisi dari jati diri berdasarkan jawaban dari 3 buah pertanyaan ini:
  1. Siapa aku?
  2. Dari mana aku?
  3. Dan aku mau kemana?

Ya, ketiga pertanyaan ini memerlukan pemikiran yang mendalam untuk dapat mengetahui jawaban yang benar. Tidak sedikit juga orang yang masih saja kebingungan dan akhirnya dia melupakan untuk menjawab 3 pertanyaan ini. Mereka berfikir yang penting jalani saja hidup ini.
Mencari jati diri islam
Apakah Kita Boleh Mengabaikan Penemuan Jati Diri?
Apakah kita perlu meributkan tentang jati diri ini? Ya, tentu saja kita perlu memahami siapa diri kita ini. Jika tidak, untuk apa kita hidup di dunia? Hidup kita nantinya akan tanpa arah, tidak bermakna, tanpa memiliki arti. Sebab, bagaimana kita bisa mempunyai hidup yang bermana, sementara kita sendiri tidak mengetahui siapa diri kita dan mau kemana kita nantinya.
Jadi jelas jawabannya bahwa kita tidak boleh mengabaikan penemuan jati diri ini, kecuali Anda ingin menjalani hidup hampa yang berlalu tanpa makna sama sekali.

Apakah Jati Diri Membahas Tentang Minat dan Bakat Kita?
Tentu saja kita dapat memahami bahwa kita sebenarnya mempunyai keunikan masing-masing. Tidak pernah berhenti mencari kelebihan dan potensi unik kita tentu merupakan hal penting dalam kehidupan kita sendiri. Namun, yang kita butuhkan sebenarnya tidak sebatas hanya menemukan sebuah bakat spesial kita saja. Kita juga tidak bisa sepenuhnya mengatakan bahwa orang yang sudah sukses itu berarti sudah menemukan jati dirinya.
Bagaimana Cara Mencari Jati Diri?
Tidak ada seorangpun yang lebih mengetahui diri kita ini selain Dzat yang telah menciptakan kita, yaitu Allah Yang Maha Pencipta dan Maha Mengetahui. Jika hanya Allah yang paling mengetahui tentang diri kita, mengapa kita harus mencari dan menemukan makna jati diri dari selain Dia? Mengapa hidup kita harus dikendalikan oleh berbagai konsep jati diri yang bukan bersumber dari Allah? Ini memang termasuk hal yang sangat penting, sebab hanya dari Allah saja kita akan menemukan segala jawaban yang paling tepat, dijamin kita tidak akan salah sehingga hidup kita ini akan lebih bermakna.
Tentu saja, kita tetap boleh (bahkan harus) untuk selalu terus menggali bakat serta potensi kita. Yang ditekankan disini, bahwa jati diri bukan hanya sebatas itu saja. Itu merupakan keunikan Anda, bukan jati diri Anda.
Mencari jati diri islam
Jati Diri Manusia Sesungguhnya
Siapa Aku? Manusia adalah makhluk Allah yang terbuat dari tanah dan kemudian diberikan ruh oleh Allah. Kemudian manusia juga dilengkapi dengan sebuah potensi hati, akal dan juga jasad. Hati dan akal merupakan 2 potensi yang menyebabkan manusia mempunyai kedudukan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya.
Yang menjadikan segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan juga Yang memulai penciptaan manusia dari saripati tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunan manusia dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan juga meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan untuk kamu pendengaran, penglihatan dan jugahati; (tetapi) sedikit sekali dari kalianbersyukur. (QS As Sajdah:7-9)
Dan (ingatlah), saat Tuhanmu berfirman pada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat yang kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang dibentuk. Demikian dalam QS. Al Hijr ayat 28.
Untuk Apa Aku Ada?
Ada 2 tujuan dalam penciptaan manusia yang saling berkaitan yaitu dijadikan khalifah dimuka bumi ini dan untuk beribadah kepada Allah swt. Tidak ada tujuan lain selain kedua hal tadi. Semua aktivitas dan segala tindakan yang kita lakukan semuanya harus bertujuan dalam rangka kedua peran kita ini. Sebagai khalifah dan juga sebagai hamba Allah.
Untuk itu, Allah telah memberi kita semua dengan berbagai potensi yaitu hati, akal, dan juga jasa yang cukup untuk memikul kedua tugas ini. Selama kita dapat memanfaatkan semua potensi yang kita punyai, kedua tugas ini pasti akan terlaksana dengan baik.
Dalam Al-Quran surat Ad-dzariyat ayat 56 Allah berfirman : Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan juga manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku.
Allah juga berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 30: Ingatlah saat Tuhanmu berfirman pada para Malaikat: Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka bertanya: Mengapa Engkau akan menjadikan (khalifah) di bumi  orang yang akan berbuat kerusakan padanya dan akan menumpahkan darah, padahal kami selalu bertasbih dengan memuji Engkau dan juga mensucikan Engkau? Allah berfirman: Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.
Akan Kemana Aku?
Kita bukan hanya berproses dari bayi menuju anak-anak. Bukan hanya anak-anak menuju remaja. Bukan hanya remaja menuju de-wasa. Bukan pula hanya de-wasa menuju tua. Seungguhnya, tujuan yang pasti bagi setiap manusia itu adalah desa akhirat. Dan hanya ada dua pilihan saat kita pulang ke kampung akhirat, yaitu surga (Al Jannah) atau neraka (An-Naar).
Kita akan memilih yang mana? Tentu saja, setiap orang yang beriman pasti berharap mendapatkan balasan surga dari Allah. Syaratnya ialah hidup kita harus sesuai dengan tujuan akan keberadaan kita, yaitu sebagai khalifah dan juga beribadah pada Allah. Sebagaimana firman Allah dalam QS As Sajdah:19-20:
Mencari jati diri islam
Adapun orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, maka bagi mereka surga sebagai tempat tinggalnya, sebagai pahala bagi apa yang telah mereka kerjakan. Dan adapun bagi orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka ialah neraka jahannam. Setiap kali mereka ingin keluar dari neraka, mereka dikembalikan lagi ke dalamnya dan dikatakan pada merekaRasakanlah siksa api neraka yang dulu kamu mendustakannya.
Kesimpulan
Mudah-mudahan, setelah kita bisa memahami siapa kita sebenarnya, mengapa kita adadi dunia ini  dan mau kemana kita nantinya, pikiran kita tidak akan galau lagi karena bingung dengan arti dan cara menemukan jati diri dalam Islam. Kini sudah jelas, apa yang harus kita jalani dan bagaimana konsekuensinya ke depan. Kita mesti selalu ingat bagaimana kita diciptakan, kita diciptakan dari sesuatu yang hina dan keluar dari tempat ‘yang kita sendiri malu untuk menyebutkannya’, tidak lain agar kita tidak sombong dan melupakan siapa kita. Karena sombong adalah sifat Iblis yang menyebabkannya terusir dari surga dan terlaknat selamanya.
Selain itu, kita juga harus selalu mengingat tujuan kita agar sekecil apapun perbuatan kita selalu mempunyai niat untuk tujuan ibadah, agar kita bisa mencegah diri sendiri dari berbagai perbuatan yang tidak bernilai apalagi perbuatan maksiat, dan tentu saja kita akan selalu berbuat baik. Firman Allah dalam surat Al-hasyr ayat 18:


Duhai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian pada Allah dan hendaklah setiap diri itu memperhatikan apa yang sudah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah pada Allah, sesungguh Allah Maha Mengetahui apa saja yang kamu kerjakan.

Comments

Popular posts from this blog

HUKUM MEMPERINGATI PERAYAAN MAULID NABI SAW

Syi'iran Maulud Nabi Dari KH.M.Djamaluddin Ahmad (Jombang) HUKUM MEMPERINGATI PERAYAAN MAULID NABI SAW Peringatan ( kelahiran nabi ) yang lebih populer dengan ‘’ maulidan ’’ merupakan sebuah tradisi, sekaligus memiliki makna yang mendalam. Sejak dulu, kaum muslimin  telah melakukan peringatan mauled Nabi Saw. Sedangkan, orang yang  pertama kali melaksanakan ‘’Maulidan’’ adalah Rosulullah Saw. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadis Imam Muslim. Namun, sebagian orang masih menganggab bahwa peringatan mauled Nabi Saw merupakan perbuatan bid’ah, dengan alasan bahwa Nabi Saw tidak pernah mengajarkan. Dalam sebuah hadis, Nabi Saw memiliki kebiasaan puasa sunnah senin dan kamis. Ternyata, puasa tersebut memiliki tujuan mulia bagi Nabi Saw, yaitu sebagai bentuk rasa syukur atas kelahirannya. Hal ini terungkap saat salah satu sahabat menanyakan kebiasaan Nabi Saw berpuasa pada hari senin. عن أبي قتادة ، أن أعرابيا قال : يا رسول الله ما تقول في صوم يوم الإثنين ؟ فقال : « ذاك يوم و...

Karakteristik Ajaran Islam

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ilmu Pengantar Islam Dosen Pengampu: Moh. Dliya’ul Chaq. M. HI. Oleh: 1.       Muhammad Zulfi Fanani 2.       Hasbullah 3.       Muhammad Afwan Imamul Muttaqin 4.       Lugina M Ramdan 5.       Muhammad Irham Mabruri INSTITUT AGAMA ISLAM BANI FATTAH (IAIBAFA)  TAMBAKBERAS JOMBANG 2017 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Setiap agama mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama lain. Agama yang didakwahkan secara sungguh-sungguh diharapkan dapat menyelematkan dunia yang terpecah-pecah dalam berbagai bagian-bagian. Perpecahan saling mengintai dan berbagai krisis yang belum diketahui bagaimana cara mengatasinya. Tidak mudah m...

'Mbeling'

Ba'da hataman ngaji kilatan. Ramadhan 1439H Mbeling (Bapak Muhammad Zulianto) Tidak selalu dunia-nya santri lurus dan tenang-tenang saja. Bahkan dibanyak waktu, kelokan tajam dan lubang jalan terjal nyantri kerap menguji. Ada saja masalahnya. Mulai ekonomi sampai "mbolos" ngaji. Dari belajar nakal sampai rambut dipetal. Dari nggandol makan di warung sampai nggandol truck di jalanan. Hingga terkena "candu" warung kopi sampai soal asmara antar asrama. Atau bahkan sampai tidak naik kelas. "Mbeling" adalah istilah yang memiliki banyak arti dan sudah membumi di kalangan santri. Apalagi bagi santri yang memang "mbeling". Rasanya memang tidak lengkap jika nyantri hanya melulu lurus mengaji, nderes, setoran dan wetonan. Sekali-kali harus (pernah) mbeling. Ibarat masakan, mbeling adalah bumbu penyedapnya. Dan penyedap tak perlu banyak-banyak. Asal takaranya terukur dan ada resep yang mengarahkan.             Gus Dur ...