Skip to main content

Peran NU dalam bidang pendidikan

Peran NU dalam bidang pendidikan



Nahdlatul Ulama (NU) berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 M atau 16 Rajab 1344 H di Surabaya.  Pembangunnya ialah alim ulama dari tiap-tiap daerah antara lain :
  • K.H. Hasyim ‘Asy’ari Tebuireng
  • K.H. Abdul Wahab Hasbullah
  • K.H. Bisri Jombang
  • K.H. Ridwan Semarang
  • K.H. Nawawi Pasuruan
  • K.H.R. Asnawi Kudus
  • K.H.R. Hambali Kudus
  • K. Nakhrawi Malang
  • K.H. Doromuntaha Bangkalan
  • K.H.M. Alwi Abdul Aziz.
  • Dan lain-lain
Munculnya NU sebagai reaksi terhadap berdirinya gerakan reformis dalam kalangan umat Islam di Indonesia dan berusaha mempertahankan salah satu dari empat madzhab dalam masalah yang berhubungan dengan fiqh (hukum Islam), yaitu Madzhab Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali. Nahdlatul Ulama memahami hakekat ahlus sunnah wal jama’ah sebagai ajaran Islam yag murni sebagaimana diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah bersama para sahabatnya.
Dalam sejarahnya, N.U. pernah menjadi Partai Politik, kemudian bergabung dalam Partai Masyumi. Namun setelah Partai-Partai Islam difungsikan kedalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP), N.U. kembali pada funsinya semula sebagai gerakan sosial keagamaan dengan semboyan “kembali kepada jiwa 1926”. Di sisi lain N.U. bergerak dalam bidang sosial dan pendidikan agama menurut paham yang diyakini yaitu Ahlus sunah wal jama’ah. N.U. mempunyai banyak sekali Pondok Pesantren dan Madrasah yang terbesar diseluruh pelosok tanah air, terutama di daerah pedesaan yang pada umumnya mereka mempunyai tradisi agama yang kuat.
Nahdlatul Ulama mempunyai bagian-nagian yang khusus menangani bagian dakwah, bagian Ma’arif, bagian Mabarrat, bagian ekonomi, bagian Penerbit, bagian Umum, bagian Pertanian dan Nelayan, bagian Perburuhan dan Tenaga Kerja da sebagainya. Bagian yang menangani pendidikan dan pengajaran adalah Darul Ma’arif. Dewasa ini lembaga pendidikan yang diasuh NU  telah tersebar ke seluruh tanah air.
Pada akhir tahun 1356 H (1938 M.) komisi perguruan N.U. telah dapat mengeluarkan reglement tentang susunan madrasah-madrasah N.U. yang harus dijalankan mulai 2 Muharram 1357 . susunan madrasah-madrasah N.U. ialah :
  • Madrasah Awaliyah (2 tahun)
  • Madrasah Ibtidaiyah (3 tahun)
  • Madrasah Tsanawiyah (3 tahun)
  • Madrasah Mu’alimin Wustha (2 tahun)
  • Madrasah Mu’allimin ‘Ulya (3 tahun)
Kemudian N.U. bagian Ma’arif (pendidikan dan pengajaran) telah membuat rencana baru tentang susunan Sekolah/Madrasah N.U. dan akhirnya pada tanggal 23-26 Februari 1954 telah diambil keputusan dalam suatu Konperensi Besar seluruh Indonesia mengenai susunan Sekolah/Madrasah N.U. :
  • Raudlatul Athfal (taman kanak-kanak)          lamanya 3 tahun
  • S.R. (Sekolah Dasar)                                      lamanya 6 tahun
  • S.M.P  N.U.                                                    lamanya 3 tahun
  • S.M.A  N.U.                                                   lamanya 3 tahun
  • S.G.B  N.U.                                                    lamanya 4 tahun
  • S.G.A  N.U.                                                    lamanya 3 tahun
  • M.M.P  N.U.                                                   lamanya 3 tahun
  • M.M.A. N.U.                                                  lamanya 3 tahun
  • Mu’alimin/Mu’alimat N.U.                            lamanya 5 tahun

Comments

Popular posts from this blog

HUKUM MEMPERINGATI PERAYAAN MAULID NABI SAW

Syi'iran Maulud Nabi Dari KH.M.Djamaluddin Ahmad (Jombang) HUKUM MEMPERINGATI PERAYAAN MAULID NABI SAW Peringatan ( kelahiran nabi ) yang lebih populer dengan ‘’ maulidan ’’ merupakan sebuah tradisi, sekaligus memiliki makna yang mendalam. Sejak dulu, kaum muslimin  telah melakukan peringatan mauled Nabi Saw. Sedangkan, orang yang  pertama kali melaksanakan ‘’Maulidan’’ adalah Rosulullah Saw. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadis Imam Muslim. Namun, sebagian orang masih menganggab bahwa peringatan mauled Nabi Saw merupakan perbuatan bid’ah, dengan alasan bahwa Nabi Saw tidak pernah mengajarkan. Dalam sebuah hadis, Nabi Saw memiliki kebiasaan puasa sunnah senin dan kamis. Ternyata, puasa tersebut memiliki tujuan mulia bagi Nabi Saw, yaitu sebagai bentuk rasa syukur atas kelahirannya. Hal ini terungkap saat salah satu sahabat menanyakan kebiasaan Nabi Saw berpuasa pada hari senin. عن أبي قتادة ، أن أعرابيا قال : يا رسول الله ما تقول في صوم يوم الإثنين ؟ فقال : « ذاك يوم ولدت ف

Karakteristik Ajaran Islam

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ilmu Pengantar Islam Dosen Pengampu: Moh. Dliya’ul Chaq. M. HI. Oleh: 1.       Muhammad Zulfi Fanani 2.       Hasbullah 3.       Muhammad Afwan Imamul Muttaqin 4.       Lugina M Ramdan 5.       Muhammad Irham Mabruri INSTITUT AGAMA ISLAM BANI FATTAH (IAIBAFA)  TAMBAKBERAS JOMBANG 2017 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Setiap agama mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama lain. Agama yang didakwahkan secara sungguh-sungguh diharapkan dapat menyelematkan dunia yang terpecah-pecah dalam berbagai bagian-bagian. Perpecahan saling mengintai dan berbagai krisis yang belum diketahui bagaimana cara mengatasinya. Tidak mudah membahas karakteristik ajaran islam, karena ruanglingkupnya sangat luas, mencakup berbagai aspek kehidupan umat islam. Untuk mengkaji secara rinc

Siapa yang Pantas di Salahkan? (Perspektif santri koar)

Pertanyaan lama yang berbunyi “ Siapakah yang pantas disalahkan?” tak lagi berlaku untuk saat ini. Kendati memang ini masalah yang amat berbobot, maka kita harus benar-benar menelaah dengan mata terang. Sejalan dengan negara ini. Birokrasi yang berjalan lunglai, tentu akan menghambat, bahkan menggagalkan tujuan birokrasi tersebut. Ailh-alih terdapat impunitas yang menjadi-jadi. Secara kasat mata, belakangan ini banyak sekali pelaku meling. Mengedepankan urusan pribadinya dan menterlantarkan anak-anak sistim yang diabdinya. Meling! Kekhawatiran mengenai perihal ini tentu saj a berpotensi menjadi leluri. Berakar dalam dan tumbuh besar sehingga sangat sulit dinetralkan. Sebenarnya ini bukan bicara soal sitim yang melulu menjadikan kita bahan percobaan. Tapi lebih mengarah pada birokrasinya yang bobrok! Bagaimana bisa??   Ambil contoh soal rapat terakhir bulan dua, dari 100 yang diundang hanya datang 40 bahkan 30%. Nahas bukan?! Tujuan diadakan rapat tentu mengefaluasi dan me