Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

◈ REBO WEKASAN & AMALIAH²NYA◈

Lembara diatas Ini Amalan Dari beliau, Romo KH. M. Djamaluddin Ahmad ★◈ REBO WEKASAN & AMALIAH²NYA◈★ ▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣▣ Assalamu'alaikum bolo kawan, Karena sebentar lagi Hari RABU akhir di bulan Syafar / Rabo wekasan ini pgp suguhkan tentang Rebo wekasan dan amalih amaliahnya, ▷▷pilih salah satu amalan di bawah ini dan amalkanlah AMALAN Ke - ١ ■■■■■■■■■■■ وَقَالَ الْعَلَّامَةُ الشَّيْخُ الدَّيْرَبِيُّ فِيْ مُجَرَّبَاتِهِ Al Allamah Syeikh Ad Dairabi berkata dalam Mujarrabatnya FAIDAH ------- ذَكَرَ بَعْضُ الْعَارِفِيْنَ مِنْ أَهْلِ الْكَشْفِ وَالتَّمْكِيْنِ أَنَّهُ يَنْزِلُ فِيْ كُلِّ سَنَةٍ ثَلَاثُمِائَةِ أَلْفِ بَلِيَّةٍ وَعِشْرُوْنَ أَلْفًا مِنَ الْبَلِيَّاتِ، وَكُلُّ ذَلِكَ فِيْ يَوْمِ الْأَرْبِعَاءِ الْأَخِيْرِ مِنْ صَفَرَ؛ فَيَكُوْنُ ذَلِكَ الْيَوْمُ أَصْعَبَ أَيَّامِ السَّنَةِ؛ Sebagian orang yang ma’rifat dari ahli kasyaf dan tamkin menyebutkan: setiap tahun, turun 320.000 cobaan. Semuanya itu pada hari Rabu akhi

Akhir tahun kita

Nyaris kita tinggalkan satu lagi tahun kawan.. Berkoras cerita telah kita bukukan.. Apalah daya kita sesalkan.. Perubahan lah yang musti kita tindakan.. Nyaris kita lewati satu lagi tahun kawan.. Bermacam api telah kita padamkan.. Berbagai air telah kita apikan.. Berbagai pilihan telah kita tentukan.. Masihkah kita ulangi kesalahan?.. Nyaris kita tinggalkan satu lagi tahun kawan.. Salah mu sesalkan Benar mu teguh kan.. . 01.12.15. Affa.

KESEMPATAN CINTA

KESEMPATAN CINTA Masih adakah kesemp Yang dapat aku gunakan Untuk mengungkapkan Keberadaan cinta? Aku punya rasa cinta Pada makhluk cantik jeita Meskipun hanya sementara Meskipun terhalangi kaca Dalam langkah perlahan Aku tegakkan harapan Agar taka da penyesalan Saat cinta terpalingkan Diatas bus kota Aku menjumpainya Tubuh indah memesona Wajah cerah menggema Oh cinta Jika ada kesempatan cinta Akulah dimabuk cinta! ~(Affa,01-04-15)~ ata lain

DIMANA RASA KITA?

DIMANA RASA KITA? Ada apa dengan kita? Sudahkan kita sadari? Sudikah kita mengerti? Bahwa pelapukan Negeri ini Membuat alam geli? Alam yang begitu dekat dengan Negeripun begitu prihatin. Tapi dia diam, tak mampu beranjak Tapi dia tak bisu! Alam punya bahasa Hanya kita yang tak tau rasa! Rasa kita dimana? Akrab dengan dunia? Tempat berpijak hanya sebagai asa? Atau singgahan dikira Tanpa mengenal balas budi padanya? Sungguh tak tau rasa! Dimana dogma berada Disana lahir jutaan rasa Dan disini, buih pun ada. ~(Affa,15-08-15)~

(?)KITA BEBAS MENULIS

(?)KITA BEBAS MENULIS Kita punya presepsi Bersatu padu dalam keelokan hati Apa guna menentang dogma orang luar? Jika hanya akanbertengkar? Posisi manusia luar biasa Hingga jatuh dan putus asa Pelan merayap mengunduh cinta Hingga Tuhan terangkan cinta Banyak batu bercampur tanah Kemilaunya agak serakah Meski hitam ada ditanah Hitam jatuh gundahpun jatuh     Entahlah, tak usah ambil pusing. Kita bisa dengan bebasnya berkarya Menuliskan kata yang kita rasa Tanpa peduli seruan burung pipit Atau gurauan orang utan. Buka lebar-lebar hati dam pikiran Hidupkan dirimu selebar-lebarnya Temukan titik focus terindah Dan, tuliskan! ~(Affa,15-08-15)~ .

(!)KITA BEBAS MENULIS!

(!)KITA BEBAS MENULIS! Goyangkan terus saja pohon manga biar buahnya jatuh. Apa bisa Wan? Bisa lah..! tapi lama ndak jadi masalah kan? Bagitu pula saat kita berdoa, seakan kita menggoyang goyangkan pohon manga, lama tak jadi masalah, yang penting pantag menyerah sampai buahnya jatu menimpa. Tak mau menggoyang goyangkan? Tapi mau memanjat? Boleh saja! Iniloh Negara bebas berpendapat, tapi masih punya hukum. Bak air tanpa tempat Bingung mau menggenang dimana Atau anak ayam tanpa induk Bingung tak punya aturan. Delapan enampuluh Pelan tapi ampuh!.

TANAHPUN BICARA

TANAHPUN BICARA Tiap saat kau injak-injak aku Akupun tak pernah mengeluh Lantas buat apa kau perebutkan aku? Akupun semakin bingung dibuatmu. Aku tau kemanapun kau pergi Bukan berarti aku membuntuti Aku akan tetap berdiam diri Hingga kau matipun aku tetap disini. Kaupun terus menginjak aku Hingga tempat tidurmu membebaniku Akupun tak pernah mengeluh. Aku suka perdamaian Dengan api aku tak enggan Dengan air aku pelukan Tapi mengapa aku makin kau PEREBUTKAN? ~(Affa)~

Percikan hati; KAKEK PENJUAL KEONG-Satria Nova

Percikan hati; KAKEK PENJUAL KEONG-Satria Nova Dari deretan cerita singkat itu,  saya ambil beberapa point yang patut kita teladani; 1.Tanggung jawab. Beliau benar-benar menjadi sosok yang nendang bagi para bapak yang tak tau diri, tanggung jawab beliau untuk menafkahi anak isteri sungguh tak tertandingi. Meskipun beliau bukan orang kaya, beliau tak minta-minta. Meskipun beliau serba kekurangan, beluau tak pernah rentan dalam berjuang. Meskipun beliau rapuh, beliaupun tek pernah mengeluh. Sungguh inspiratory pemeluk kalbu.  2. Pantang menyerah. Bagaimana tidak? Tiap hari beliau pulang-pergi dari Lamongan ke Surabaya diusianya yang senja.  3.Tak mengenal. Kata “gengsi”. Ini penting! Karena gengsi itu selalu menuntut pelakunya untuk terus bergaya meskipun tak punya karya. Menuntut untuk selalu terlihat WOW dimata orang. Bukankan dengan bertindak sepantasnya dengan tanpa disertai rasa gengsi itu mudah?MURAH? “HIDUP ITU MURAH, YANG MAHAL ADALAH GAYA HIDUP” ~(Affa)~

BAGAIMANA BISA KITA TAK BERSYUKUR PADA-NYA?

BAGAIMANA BISA KITA TAK BERSYUKUR PADA-NYA? “Dan surgapun tersenyum” ~Satria Nova~ Aku menyaksikan bagai mana mereka hidup dalam keterbatasan Aku mendengarkan bagaimana mereka bertutur sapa dalam kepahitan Akupun merasakan bagaimana mereka bertutur sapa dalam kesulitan.  Entah mengapa ada ketulusan diraut wajah mereka yang penuh dengan peluh perjuangan Ada senyuman yang terkulum dibibir mereka yang kering menahan derita  Ada ketenangan yang terlukis dihati mereka yang gundah. Mereka sepertinya sadar, segala rasa itu datangnya dari hati. Kenikmatan, kebahagiaan, keceriaan, dan kesenangan itu akan hadir jika hati mampu mengelola segala rasa yang ada. Semua ditanggapi dengan hati lapang, sehingga taka da gelisah atau kecewa. Hati yang selalu terbuka menerima segala takdir ALLAH adalah kunci meraih “kebahagiaan”. (Affa,27-05-15)

Nikmatnya Luarbiasa!

Nikmatnya Luarbiasa! Kawan, Pernahkan kita merasa susah, bingung, ataupun risau saat raga kita menyimpangi aturan? Pernahkah kita tak enak hati saat diri kita tak bisa berlari? Bukankah itu suatu anugerah kenikmata yang DIA berikan untuk diri kita lebih baik? *Cinta, saat aku berlari, KAU serimpung kaki ini, hingga aku menyadari banyak salah dalam diri ini *Cinta, saat aku termenung, KAU siratkan cahayaMU hingga aku tau BETAPA BERUNTUNGNYA AKU JIKA TUNDUK PADA-MU. *Cinta, saat aku mulai melangkah, aku merasa kian ter-engah, mungkinkan itu juga anugerah yang KAU suguhkan agar aku tetap mengingatMU? *Oh Cinta, jika aku berlari kau serimpung kaki ini, Jika aku bungkam Kau suruh aku ceriwis, Jika aku ceriwis Kau suruh aku menangis, Lantas, jika aku bingung Kau suruh apalahu aku? *CINTA, kami HAMBA TAK BERDAYA, DAN ENGKAU TIADA TARANYA. {Tuntun kami menjadi SEPANTASNYA hamba-MU} ~(Affa, 27-05-15)~

Subhaanallah

Subhaanallah Tuhan, nikmatMU sungguh tak tebandingkan Tapi kami selalu menyepelekan, Maafkan kami Tuhan, nikmatMU sungguh tak terbandingkan Tapi saat kami kepanasan Kami berharap datangnya hujan Saat kami kedinginan Justeru kami berharap datangnya mentari terang Maafkan kami Tuhan, nikmatMU sungguh tak tertandingi Kau memberi cobaan agar kami mengerti Betapa bodohnya kami Agar kami tau diri Dan selalu mensyukuri Berjuta nikmat yang kau beri Maafkan kami. (Affa, 19-05-15)

JAM KOSONG

JAM KOSONG    Satu persatu tiang pengokoh mulai runtuh Terlelap mengapung dalam alunan mimpi Mungkin mereka mulai lelah Letih dan tak bertenaga lagi Atau lebuh tepatnya malas?     Satu persati tiang penyangga retak Terbentur badai dahsyat yang mengguncang menimpa Sebenarnya udara dingin dan rindang Tepatnya bukan udara, tapi hati Yang keruh dan bergelembung     Satu perstu tung bangsa  mulai memproduksi pulau-pulau baru Lender kejolak bergumam pelan Ada pulau bertikar lender PERLAHAN TIANG BANGSA MELELEH, LAY DAN KEHILANGAN PANDANG. ~(Affa, 14-05-15)~ U, KUSUT, TIADA DAYA

Affa Photography

Selamat malam kawan, hingga saat ini saya tak akan lelah menekuni segala yang berbau tentang ilmu. Tentang Affa Photography Sebulan lau saya sempat mencoba-coba dan ini hasilnya: Tentunya Kritik dan saran sangat saya harapkan dari kawan semua. Terimakasih... Saya dapat dihubungi lewat FB: Afwan Al-awwal

Esensi “INDONESIA JUNGKIR BALIK”

Esensi “INDONESIA JUNGKIR BALIK”             Dari sini, setelah kita menguras tuntans isi buku ini, betapa keimpangannya Negeri ini, kita akan sadar, bahwa kita sebagai warga Negara kesatuan replublik Indonesia yang baik harus terus bertindak, bukan hanya omong tanpa tindakan nyata.             Seakan diri ini terhipnotis olehnya. Hingga kita tak bisa merasa kalau kita telah lama larut dalam kekelaman bangsa. Tapi apa daya bangsa ini, bangsa tak bisa berkata. Sedangkan kita hanya diam membeku menanti hangatnya mentari hungga kita dapat meleleh dan bebas, tapi sampai kapan?. Jika semua orang hanya menanti tanpa berjuang, apa jadinya negeri ini? TERAKHIR!             “sambil menunggu, keluarlah menemui kenyataan!”. Ciptakan!, atau setidaknya rekalah Indonesia lebih baik, dengan tangan, kaki, hati dan segenap komponen diri. Sembuhkan Indonesia dengan karya dan kerja nyata ditengah segala keabsurdanya, saya percaya bahwa Negara ini belum gagal, hanya sakit. Dan kita harus bersam

KITA PUNYA BANYAK

KITA PUNYA BANYAK Selamat jalan kawan Sedikit kita buka lembaran Yang lusuh tak pernah dibuka Dimana semua kisah kita Berawal dari kata “sederhana”             Acap kali kita berbaring Hingga nyaris tak bergeming Satu-dua kali kita terpilin Dan kembali tegap cinta terjalin             Setidaknya kita pernah bersama Berbaur rasa suka dan duka Dan kita akan terus terjaga Karena semua kisah kita Berawal dari kata “sederhana”             ~ Affa~

Gerakkan Fikiranmu

Gerakkan Fikiranmu Jatuh bangun bukanlah hal yang baru,   tapi mengapa makin banyak yang seru mengadu? Seakan tak ada lagi madu yang bisa didapat tanpa harus menggebu Lantas apa yang membuat “mereka” seru mengadu? MALAS, KAH?!             Kemilau linangan Ibu tak dapat terhentikan lagi Ibu bukanlah “cengeng” minta uang, bukan “cengeng” minta mainan, bukan lagi “cengeng” minta dibelikan jajan, kayak kita!! Ibu berlinang tulus untuk kita Agar pinta kita tak hanya dihelanya Agar pinta kita dapat dikabulkannya Agar kita tak lagi “cengeng” dan “merengek” tak tau diri!!             Sejauh waktu berjalan runtut Kehidupan semakin carut-marut Bahkan orang-orang berapi pun salut Karena kinta makin lama makin ciut PERAWAKAN tak jadi masalah bukan? Selokanpun boleh dijadikan tempat makan! Tapi harus dibersihkan! Atau setidaknya membuat bersih rekaan! Biarpun orang ketakutan Yang penting mereka bisa makan, Ikan lautan!!             Gunung bukan