Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2016

Palsu kah?

Palsu kah? Banyak sekali kepalsuan yang merebak disekeliling kita, tapi secara tak sadar dan santai saja kita malah hanyut menikmatinya. Memang, kepalsuan itu kebanyakan tak kasat mata, agar kepalsuan itu bisa mencapai targetnya tanpa ada kendala. Tapi mengapa kita sering sekali lengah? Kepalsuan pada dasarnya hanyalah sebuah rekayasa yang diimbangi dengan kemahiran pelakunya. kepalsuan tak akan lepas dari keluputan, dan itu pasti! sudah berapa banyak kepalsuan yang terungkap?? Namun pertanyaan lanjutanya tetaplah menakutkan; "Berapa banyak kepalsuan yang akan hadir setelah  itu?" Tak kasat mata. Saat kita tau bahwa teman kita mlakukan kepalsuan pada kita, maka bisikan-bisikan akan mulai berdatangan. Disatu sisi, kita melihat bahwa dia tak bersalah, tak mungkin dia melakukan keburukan itu, dengan pertimbangan sikap dan ucapan yang dia tayangkan selama ini. Namun disatu sisi, keburukan itu secara nalar bisa jadi ada, berdalih dari sifat iri hati atau ketidak percayaan

KAU YANG TIADA

KAU YANG TIADA Jeritan bising seonggok kayu lapuk Menelan beribu kepahitan peluh Merekam bisu tetes darah yang menggebu dan bersatu Melawan monster-monster keparat nan buta adab Ah, alangkah mulia skenario yang berputar tatkala itu Bisingan deru peluru, gelegar geranat dan dentingnya pedang Menyimpan berjuta memori haru juang bhineka tunggal ika Arg... brak, bruk. Engkau tersungkur tanpa ada niat mundur Terhunus pedang, tertembak timah panas dan terlempar dari negara hakmu sendiri Lihat! Betapa suci genangan darah merah Dan coba dengarlah lantunan suara “bangkit” di dada mereka Hanya tinggal kata sederhana “berjuang dan melawan” Mereka tak menengok jiwa yang meronta Otak mulia itu hanya bertekad “MERDEKAKAN!” Tertera abadi abadi di tanah lahirnya “INDONESIA” 10 Nopember, kisah yang mengharu biru Untuk Engkau “pahlawanku” yang terbaring abadi di pusara Untaian do’a semoga menaungiMu.                 By: Kurnia 

Satu dari Banyak Pelajaran; JANGAN LENGAH

Sobat..... Kehidupan ini berjalan terus tak akat pernah berhenti, bahkan setelah kematianpun akan ada kehidupan selanjutnya yang pasti kita jalani. Sebagai makhluk sosial, tentunya kita membutuhkan sesuatu yang bisa membuat kita bangkit ketika kita lengah, yang bisa membuat kita kembali tersenyum ketika bersedih, yang bisa mewarnai hidup kita saat kita kurang bergairahdan patah semangat. Dan sesuatu itu adalah Teman.  Menurut  Walter Winchell, “Sahabat sejati adalah seorang datang ketika orang lain di dunia ini pergi.”   Ya, tak jarang kita menganggap beberapa teman adalah yang paling baik, bahkan kebaikannya melampaui batas. Tapi kawan, sebesar apapun rasa percaya kita pada teman, sebaik apapun juga dia tetap saja dia adalah manusia yang tak akan pernah luput dari kesalahan lebih-lebih keceplosan ngungkit keburukanmu pada orang lain. Percaya?? atau Tidak?? TERSERAH Sobat..... Menurut  Oscar Wilde, “Sahabat sejati itu adalah orang yang menikammu dari depan.”. Dan bagaimanap

Percaya, Diam dan Lihatlah!

Percaya, Diam dan Lihatlah! Seorang anak kecil sedang bermain sendirian dengan mainannya. Ketika sedang asyik-asyiknya bermain, tiba-tiba mainannya itu rusak. Dia mencoba untuk membetulkannya sendiri, tapi rupanya usahanya itu dari tadi sia sia saja. Akhirnya dia pun menyerah, dan mendatangi ayahnya agar memperbaiki mainannya tersebut. Sambil memperhatikan ayahnya memperbaiki mainannya, dia selalu saja memberikan komentar kepada ayahnya, "Ayah, coba lihat bagian sebelah kiri, mungkin di situ kerusakannya." Ayahnya menurutinya, tapi ternyata belum betul juga mainannya. Maka dia memberi komentar lagi, "Oh, bukan di situ yah, mungkin yang sebelah kanan, coba lihat lagi deh yah." Kali ini ayahnya juga menurutinya, tapi lagi-lagi mainannya itu belum betul. "Kalau begitu coba yang di bagian depan yah, kali aja masalahnya ada di situ." Kali ini ayahnya marah, "Sudah, kalau kamu memang bisa, mengapa tidak kamu kerjakan sendiri saja ? Jangan

Pesan dari Tulang

Sudah berhari-hari orang Yahudi itu berjalan menuju Madinah. Ia ingin menemui Khalifah Umar bin Khattab, Amirul Mukminin. Ia banyak mendengar kabar bahwa bahwa Amirul Mukminin seorang yang terkenal bersungguh-sungguh menegakkan keadilan. Jauh-jauh ia datang dari Mesir dengan sebuah harapan, Khalifah mau memperhatikan nasibnya yang tertindas. Baru ketika matahari condong ke barat, ia tiba di Madinah. Walaupun badannya terasa letih, namun air mukanya tampak berseri. Ia gembira telah sampai di negeri Amirul Mukminin yang aman. Dengan tergopoh-gopoh, orang Yahudi itu memasuki halaman rumah Umar bin Khattab, lalu meminta izin pada prajurit yang sedang berjaga. “Jangan-jangan, Khalifah tidak mau menerimaku” katanya dipenuhi rasa cemas. Ia menunggu di luar pintu. Prajurit masuk menemui Khalifah Umar. “Wahai Amirul Mukminin, ada orang Yahudi ingin menghadap Tuan” sahut Prajurit. “Bawalah ke hadapanku” perintah Khalifah. Orang Yahudi pun masuk disertai pengawal. Ada ketenangan d

Adzan Terakhir Bilal bin Rabbah

Adzan Terakhir Bilal b i n Rabbah Semenjak Rasulullah wafat, Sahabat Bilal ibn Rabbah menyatakan bahwa dirinya tidak akan mengumandangkan adzan lagi. Ketika Khalifah Abu Bakar memintanya untuk menjadi muadzin kembali, dengan hati pilu nan sendu Bilal berkata, "Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi." Abu Bakar pun tak bisa lagi mendesak Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan. Kesedihan sebab ditinggal wafat oleh Rasulullah terus mengendap di hati Bilal. Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia bersama rombongan pasukan Fath Islamy berangkat menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria. Sudah lama Bilal tak mengunjungi Madinah, hingga sampai pada suatu malam, Rasulullah hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya, "Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa ? Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku ? Mengapa sampai seperti ini ?" Bilal pun bangun terperanjat, segera

Affa Photo

Selamat Berpuasa Kawan ..... Hidup hanya sekali kawan.... Kalau bukan buat kebaikan sekarang juga, buat apa lagi? Ini beberapa koleksi foto Affa beberapa bulan yang lalu.  

Biografi K.H. Abdul Wahab Hasbullah

Biografi K.H. Abdul Wahab Hasbullah Pendiri NU PENDAHULUAN Menilik sekilas tentang sejarah lahirnya organisasi Nahdlatul Ulama (NU), Selain tokoh fundamental K.H.Hasyim Asy’ari dan K.H. A.Wahid Hasyim juga dikenal K.H. Abdul Wahab Hasbullah yang berperan penting dalam proses berdiri sampai berkembangnya NU. Jika sosok K.H. A.Wahid Hasyim dapat dikategorikan sebagai tokoh dan teladan kaum muda, maka K.H. Wahab Hasbullah dapat dikatakan sebagai sosok kaum tua dari sederet kiai dalam organisasi tersebut. Beliau menjadi kiai yang paling lama berkiprah di pentas perpolitikan nasional. Hal ini disebabkan karena ia berkiprah tanpa henti mengikuti tiga zaman, yaitu masa pergerakan sampai merebut kemerdekaan, masa kepemimpinan Soekarno dan masa kepemimpinan Soeharto. Sosok beliau dikenal sebagai seorang pekerja keras, gesit dan tekun. Walaupun tubuhnya kecil dan sebenarnya tidak layak disebut sebagai pendekar, namun ulama khos Kyai Kholil Bangkalan Madura, me

KH. M. Arwani Amin Kudus

  KH. M. Arwani Amin Kudus 1. Biografi KH. M. Arwani Amin © Selain dikenal dengan sebutan Kota Kretek, Kudus juga dikenal sebagai Kota Religius atau lebih medasar lagi dikenal dengan sebutan Kota Santri. Pasalnya, banyak di antara santri yang menuntut ilmu di kota yang kharismatik yang menjadi panutan masyarakat sekitar Kudus. Di antara sekian banyak ulama di kota Kudus banyak ulama di kota Kudus yang menjadi tauladan bagi masyarakat adalah beliau al-Maghfurlah KH. M. Arwani Amin. Sekitar lebih 100 meter di sebelah selatan Masjid Menara Kudus, tepatnya di Desa Madureksan, Kerjasan, dulu tersebutlah pasangan keluarga shaleh yang sangat mencintai al-Qur’an. Pasangan keluarga ini adalah KH. Amin Sa’id dan Hj. Wanifah. KH. Amin Sa’id ini sangat dikenal di Kudus kulon terutama di kalangan santri, karena beliau memiliki sebuah toko kitab yang cukup dikenal, yaitu toko kitab al-Amin. Dari hasil berdagang inilah, kehidupan keluarga mereka tercukupi. Yang menarik adalah,