Skip to main content

Berpikirlah dengan waras, dan mulailah peduli

*Berpikirlah dengan waras, dan mulailah peduli

Jepang, Korea, itu adalah negara2 dengan budaya luhur yang luar biasa. Kalau kalian punya teman orang sana, minta mereka bertanya ke kakek-neneknya mereka dulu. 30 tahun lalu mereka amat beradab mengatur hubungan cowok-cewek, lawan jenis. Hari ini, hanya hitungan 20-30 tahun, semua seperti lenyap tidak bersisa. Orang2 hidup serumah padahal bukan suami istri biasa saja, artis2, selebritis mempertontonkan hal tersebut, urusan masing-masing.

Apalagi kalau kalian mau belajar dari negara2 barat sana. Presiden amerika bilang, pasangan gay dan lesbian 'berhak menikah'. Hari ini dia bilang dengan yakin, entah apa raut wajahnya kalau dua putrinya besok lusa menikah dengan perempuan sejenis. Di eropa, seorang menteri mengaku homo itu lumrah. Di salah satu negara, ibu negara adalah pasangan kumpul kebo pemimpin negara, boleh2 saja, tetap bisa jadi first ladies. Siapa yang melarang? Mereka semua tidak keberatan. Rakyat mereka bilang oke2 saja, no problemo, bungkus.

Kita? Apa yang akan terjadi 20, 30 tahun lagi? Boleh jadi sama. Sebelah rumah kalian ada pasangan tidak menikah, depan rumah kalian pasangan sesama jenis. Jika sebagian besar rakyat Indonesia ini bodo amat, tutup mata, urus masing2 soal moralitas, maka masa itu akan datang lebih cepat.

Mudah sekali membuat rusak sebuah generasi melalui kehidupan bebas, pergaulan bebas. Apa susahnya? Toh, tanpa dibombardir dengan tontonan, dsbgnya, mereka juga sudah semangat sekali menabrak rambu2nya. Mudah sekali memasukkan paham ini, karena generasi muda memang cenderung untuk ingin tahu.

Maka mulailah peduli. Apakah di Amerika sana tidak banyak orang2 yg taat pada agamanya? Buanyaaak, kawan. Rajin2 ke rumah ibadah, rajin2 baca kitab sucinya, tapi tinggal sedikit saja yg peduli. Isu moralitas seperti buah simalakama dalam dunia hari ini. Jadi senjata pamungkas untuk menyerang saat ada yang memutuskan untuk peduli, selalu saja dibilang, urus masing2, nggak usahlah sok suci, dsbgnya.

Jaga anak2 kita, lindungi teman2 kita, kerabat, keluarga, siapapun remaja di sekitar kita dari pemahaman yang merusak. Tegur mereka, ingatkan selalu. Urusan ini kadang kacaunya luar biasa, kita jaga baik2 anak kita, remaja2 kita, malah dibilang mengekang. Kita benar2 peduli dgn masa depan anak2 kita, remaja2 kita, malah dibilang tidak modern. Sementara di luar sana, yg bebas2 saja mau ngapain, dibilang itulah hak asasi, hidup modern.

Ikutlah ambil bagian untuk peduli. Atau semua benar2 terlambat, dan kalian bersiap saja, besok lusa, saat di kendaraan umum, menemukan ada orang ciuman, mesra2an, tidak peduli sekitar, dan hei, mereka sesama jenis.

Berlebihan? Lebay? Simpan artikel ini, buka lagi 20, 30 tahun lagi.

#D.TL

Comments

Popular posts from this blog

HUKUM MEMPERINGATI PERAYAAN MAULID NABI SAW

Syi'iran Maulud Nabi Dari KH.M.Djamaluddin Ahmad (Jombang) HUKUM MEMPERINGATI PERAYAAN MAULID NABI SAW Peringatan ( kelahiran nabi ) yang lebih populer dengan ‘’ maulidan ’’ merupakan sebuah tradisi, sekaligus memiliki makna yang mendalam. Sejak dulu, kaum muslimin  telah melakukan peringatan mauled Nabi Saw. Sedangkan, orang yang  pertama kali melaksanakan ‘’Maulidan’’ adalah Rosulullah Saw. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadis Imam Muslim. Namun, sebagian orang masih menganggab bahwa peringatan mauled Nabi Saw merupakan perbuatan bid’ah, dengan alasan bahwa Nabi Saw tidak pernah mengajarkan. Dalam sebuah hadis, Nabi Saw memiliki kebiasaan puasa sunnah senin dan kamis. Ternyata, puasa tersebut memiliki tujuan mulia bagi Nabi Saw, yaitu sebagai bentuk rasa syukur atas kelahirannya. Hal ini terungkap saat salah satu sahabat menanyakan kebiasaan Nabi Saw berpuasa pada hari senin. عن أبي قتادة ، أن أعرابيا قال : يا رسول الله ما تقول في صوم يوم الإثنين ؟ فقال : « ذاك يوم ولدت ف

Karakteristik Ajaran Islam

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ilmu Pengantar Islam Dosen Pengampu: Moh. Dliya’ul Chaq. M. HI. Oleh: 1.       Muhammad Zulfi Fanani 2.       Hasbullah 3.       Muhammad Afwan Imamul Muttaqin 4.       Lugina M Ramdan 5.       Muhammad Irham Mabruri INSTITUT AGAMA ISLAM BANI FATTAH (IAIBAFA)  TAMBAKBERAS JOMBANG 2017 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Setiap agama mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama lain. Agama yang didakwahkan secara sungguh-sungguh diharapkan dapat menyelematkan dunia yang terpecah-pecah dalam berbagai bagian-bagian. Perpecahan saling mengintai dan berbagai krisis yang belum diketahui bagaimana cara mengatasinya. Tidak mudah membahas karakteristik ajaran islam, karena ruanglingkupnya sangat luas, mencakup berbagai aspek kehidupan umat islam. Untuk mengkaji secara rinc

Siapa yang Pantas di Salahkan? (Perspektif santri koar)

Pertanyaan lama yang berbunyi “ Siapakah yang pantas disalahkan?” tak lagi berlaku untuk saat ini. Kendati memang ini masalah yang amat berbobot, maka kita harus benar-benar menelaah dengan mata terang. Sejalan dengan negara ini. Birokrasi yang berjalan lunglai, tentu akan menghambat, bahkan menggagalkan tujuan birokrasi tersebut. Ailh-alih terdapat impunitas yang menjadi-jadi. Secara kasat mata, belakangan ini banyak sekali pelaku meling. Mengedepankan urusan pribadinya dan menterlantarkan anak-anak sistim yang diabdinya. Meling! Kekhawatiran mengenai perihal ini tentu saj a berpotensi menjadi leluri. Berakar dalam dan tumbuh besar sehingga sangat sulit dinetralkan. Sebenarnya ini bukan bicara soal sitim yang melulu menjadikan kita bahan percobaan. Tapi lebih mengarah pada birokrasinya yang bobrok! Bagaimana bisa??   Ambil contoh soal rapat terakhir bulan dua, dari 100 yang diundang hanya datang 40 bahkan 30%. Nahas bukan?! Tujuan diadakan rapat tentu mengefaluasi dan me