Skip to main content

Selamat Hari kamis (3): Obrolan Yang Terhela


Selamat Hari Kamis (3)

'Mulih-Muliho' 😅
____________________


Hari kamis selalu memberi nuansa spesial. Terlebih saat liburan seperti ini. Hari-hari jadi indah, layaknya burung lepas dari sangkarnya, terbang bebas meskipun lupa belum makan, 😐 Ups. hehe

Baru beberapa hari liburan, sudah banyak foto bertebaran. Entah yang safarian, bepergian, muncak juga ada. Eh, bahkan ada foto saya yang aduuuh, barengan sama adek-adek terbaik di kelas IX  fh. Hehe 😅

"Kaget wan?" 

Nggak!
itu sudah lumrah ya...

Yang namanya orang seneng kan ya ndak mesti. Bentuk  pengekspresiannya itulo macem-macem. Hemat saya, yang penting satu, Ojo sampek ndadeko wirang pondok. Itu yang seriiiiing kali di pesankan Yai untuk kita. Yakan? 😙


Hehehe. 😏

"Eh, Kang. Lha samian seminggu liburan iki lapo ae?". Tanyaku pada kang santri pilihan.

"Hehehe, emm. Anu. Eeem"

"Huaah! 😆Kok malah manyuuun😏" Gertakku setelah mendapatinya  linglung.

Dia tersenyum tipis. layaknya orang kebelet _i_is 😓
"Anu. Kulo nang umah muk sehari". Jawabnya polos

Aku terhenyak. Fikiranku mulai melunjak-lunjak.
"Wow! nang ndi ae samian?"

"Hari kedua aku langsung budal Safari. Hehe. Pagi ngajar sekolah, lanjut tpq, lanjut ngimami, lanjut kultum, lanjut tadarus, pungkasane tilem. Hehe"😊

__________

Di kesempatan lain, aku bertanya pada karibku.

"Enak ndek rumah ta ndek pondok?". Tanyaku temenanan. Dia mulai egleng.

"Dimanapun, asal ada kamu"😙 Jawabnya datar

"Gilaaa'😓"

_________

Di lain waktu, dengan pertanyaan yang sama.

"Antara keduane imbang. Ada enak'e ya ada ndak enak'e. Hehe" Jawabnya.

Aku terus berbincang. Membiarkan boros kataku semakin gila. Sampai pada satu titik kejenuhan *mungkin  Perbincangan kami terhela.
________

Hah, padahal bebalku mencoba menjiwai apa yang mereka sebut 'suka'. Tapi, Hati memang bukan hanya milik kita sendiri

Semua boleh memiliki, semua juga berhak menolak


*Boros kata tanpa maksud. Selamat Hari kamis😑




>> Baca Juga:
Selamat Hari Kamis (1)
Selamat Hari kamis (2)








Comments

Popular posts from this blog

HUKUM MEMPERINGATI PERAYAAN MAULID NABI SAW

Syi'iran Maulud Nabi Dari KH.M.Djamaluddin Ahmad (Jombang) HUKUM MEMPERINGATI PERAYAAN MAULID NABI SAW Peringatan ( kelahiran nabi ) yang lebih populer dengan ‘’ maulidan ’’ merupakan sebuah tradisi, sekaligus memiliki makna yang mendalam. Sejak dulu, kaum muslimin  telah melakukan peringatan mauled Nabi Saw. Sedangkan, orang yang  pertama kali melaksanakan ‘’Maulidan’’ adalah Rosulullah Saw. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadis Imam Muslim. Namun, sebagian orang masih menganggab bahwa peringatan mauled Nabi Saw merupakan perbuatan bid’ah, dengan alasan bahwa Nabi Saw tidak pernah mengajarkan. Dalam sebuah hadis, Nabi Saw memiliki kebiasaan puasa sunnah senin dan kamis. Ternyata, puasa tersebut memiliki tujuan mulia bagi Nabi Saw, yaitu sebagai bentuk rasa syukur atas kelahirannya. Hal ini terungkap saat salah satu sahabat menanyakan kebiasaan Nabi Saw berpuasa pada hari senin. عن أبي قتادة ، أن أعرابيا قال : يا رسول الله ما تقول في صوم يوم الإثنين ؟ فقال : « ذاك يوم ولدت ف

Karakteristik Ajaran Islam

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ilmu Pengantar Islam Dosen Pengampu: Moh. Dliya’ul Chaq. M. HI. Oleh: 1.       Muhammad Zulfi Fanani 2.       Hasbullah 3.       Muhammad Afwan Imamul Muttaqin 4.       Lugina M Ramdan 5.       Muhammad Irham Mabruri INSTITUT AGAMA ISLAM BANI FATTAH (IAIBAFA)  TAMBAKBERAS JOMBANG 2017 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Setiap agama mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama lain. Agama yang didakwahkan secara sungguh-sungguh diharapkan dapat menyelematkan dunia yang terpecah-pecah dalam berbagai bagian-bagian. Perpecahan saling mengintai dan berbagai krisis yang belum diketahui bagaimana cara mengatasinya. Tidak mudah membahas karakteristik ajaran islam, karena ruanglingkupnya sangat luas, mencakup berbagai aspek kehidupan umat islam. Untuk mengkaji secara rinc

'Mbeling'

Ba'da hataman ngaji kilatan. Ramadhan 1439H Mbeling (Bapak Muhammad Zulianto) Tidak selalu dunia-nya santri lurus dan tenang-tenang saja. Bahkan dibanyak waktu, kelokan tajam dan lubang jalan terjal nyantri kerap menguji. Ada saja masalahnya. Mulai ekonomi sampai "mbolos" ngaji. Dari belajar nakal sampai rambut dipetal. Dari nggandol makan di warung sampai nggandol truck di jalanan. Hingga terkena "candu" warung kopi sampai soal asmara antar asrama. Atau bahkan sampai tidak naik kelas. "Mbeling" adalah istilah yang memiliki banyak arti dan sudah membumi di kalangan santri. Apalagi bagi santri yang memang "mbeling". Rasanya memang tidak lengkap jika nyantri hanya melulu lurus mengaji, nderes, setoran dan wetonan. Sekali-kali harus (pernah) mbeling. Ibarat masakan, mbeling adalah bumbu penyedapnya. Dan penyedap tak perlu banyak-banyak. Asal takaranya terukur dan ada resep yang mengarahkan.             Gus Dur ketika mon