Skip to main content

Kisah: Nama yang Sangar



Kilas Tulungagung-an ๐Ÿค—
____________________

Sepak terjang kehidupan ini terbilang seru. Alih-alih jika faham betul bagaimana sela perbedaan. Bahasanya, gaya hidupnya, etikanya, dan tentu semua itu mempunyai maksud masing-masing. Sesuai dengan keadaan daerah setempat.
Hehehe. Ngomong opo se?๐Ÿ˜…
Orangtua itu senang berkisah. Minimal tetang masalalunya. Bagaimana serunya hidup di zaman itu. Seperti apa ketaatan manusia-manusia masa itu. Hehehe
Beliau bertutur tentang kesabaran kakek kami. Semangat berjuangnya menyatukan keluarga, mencerdaskan, bahkan memberikan yang terbaik untuk keluarga.
"Mbah mu mbien ki mancal lo le. Tekan ngrendeng kono nganti tekan kene ki yo ngyontiel". Tuturnya dengan logat khas Tulungagungan Heheh๐Ÿ˜
"Nggeh Mbaaah" Jawabku sekenanya.
"Baiyuuuuh. Ancene zamane ki koyo ngene. Wong do nyekel hp nganti lali sembarange. Beeh jian!" Tutur beliau lagi dengan logat yang menjadi-jadi๐Ÿ˜…
#
Disatu kesempatan, kami bertanya nama seseorang:
Dijawabnya: "Pingi"

Kami terkejut. "Wow ๐Ÿค” keren eh jenenge ๐Ÿ˜"
Dia tau. Dan bilang" Gini lo Mas. Jeneng kulo ini aslinya Syafi'i. Dipanggil Pi'i. Kerono ada dua nama Pi'i, kulo dipanggil 'Pingi'. Hahaha."
Dia tertawa lepas, bersahut dengan hadirin lainnya. Sementara kami masih heran. Penambahan "NG" pada kata-kata tertentu ini apa tradisi, apa apa ya?๐Ÿค”
Bukan hanya ini. Banyak nama yang kami Jumpai sedang nylentong.
"Siti Ngaisyah = Siti 'Siti Aisyah' 
Ngabdullah Ngal Ngalwi= Abdullah Al-Alwi 
Dul Ngadzim = Abdul Adzim"

Dan banyak lagi๐Ÿ˜ช

Comments

Popular posts from this blog

HUKUM MEMPERINGATI PERAYAAN MAULID NABI SAW

Syi'iran Maulud Nabi Dari KH.M.Djamaluddin Ahmad (Jombang) HUKUM MEMPERINGATI PERAYAAN MAULID NABI SAW Peringatan ( kelahiran nabi ) yang lebih populer dengan ‘’ maulidan ’’ merupakan sebuah tradisi, sekaligus memiliki makna yang mendalam. Sejak dulu, kaum muslimin  telah melakukan peringatan mauled Nabi Saw. Sedangkan, orang yang  pertama kali melaksanakan ‘’Maulidan’’ adalah Rosulullah Saw. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadis Imam Muslim. Namun, sebagian orang masih menganggab bahwa peringatan mauled Nabi Saw merupakan perbuatan bid’ah, dengan alasan bahwa Nabi Saw tidak pernah mengajarkan. Dalam sebuah hadis, Nabi Saw memiliki kebiasaan puasa sunnah senin dan kamis. Ternyata, puasa tersebut memiliki tujuan mulia bagi Nabi Saw, yaitu sebagai bentuk rasa syukur atas kelahirannya. Hal ini terungkap saat salah satu sahabat menanyakan kebiasaan Nabi Saw berpuasa pada hari senin. ุนู† ุฃุจูŠ ู‚ุชุงุฏุฉ ، ุฃู† ุฃุนุฑุงุจูŠุง ู‚ุงู„ : ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ู…ุง ุชู‚ูˆู„ ููŠ ุตูˆู… ูŠูˆู… ุงู„ุฅุซู†ูŠู† ؟ ูู‚ุงู„ : « ุฐุงูƒ ูŠูˆู… ูˆู„ุฏุช ู

Karakteristik Ajaran Islam

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ilmu Pengantar Islam Dosen Pengampu: Moh. Dliya’ul Chaq. M. HI. Oleh: 1.       Muhammad Zulfi Fanani 2.       Hasbullah 3.       Muhammad Afwan Imamul Muttaqin 4.       Lugina M Ramdan 5.       Muhammad Irham Mabruri INSTITUT AGAMA ISLAM BANI FATTAH (IAIBAFA)  TAMBAKBERAS JOMBANG 2017 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Setiap agama mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama lain. Agama yang didakwahkan secara sungguh-sungguh diharapkan dapat menyelematkan dunia yang terpecah-pecah dalam berbagai bagian-bagian. Perpecahan saling mengintai dan berbagai krisis yang belum diketahui bagaimana cara mengatasinya. Tidak mudah membahas karakteristik ajaran islam, karena ruanglingkupnya sangat luas, mencakup berbagai aspek kehidupan umat islam. Untuk mengkaji secara rinc

'Mbeling'

Ba'da hataman ngaji kilatan. Ramadhan 1439H Mbeling (Bapak Muhammad Zulianto) Tidak selalu dunia-nya santri lurus dan tenang-tenang saja. Bahkan dibanyak waktu, kelokan tajam dan lubang jalan terjal nyantri kerap menguji. Ada saja masalahnya. Mulai ekonomi sampai "mbolos" ngaji. Dari belajar nakal sampai rambut dipetal. Dari nggandol makan di warung sampai nggandol truck di jalanan. Hingga terkena "candu" warung kopi sampai soal asmara antar asrama. Atau bahkan sampai tidak naik kelas. "Mbeling" adalah istilah yang memiliki banyak arti dan sudah membumi di kalangan santri. Apalagi bagi santri yang memang "mbeling". Rasanya memang tidak lengkap jika nyantri hanya melulu lurus mengaji, nderes, setoran dan wetonan. Sekali-kali harus (pernah) mbeling. Ibarat masakan, mbeling adalah bumbu penyedapnya. Dan penyedap tak perlu banyak-banyak. Asal takaranya terukur dan ada resep yang mengarahkan.             Gus Dur ketika mon