Pertanyaan lama yang berbunyi “ Siapakah yang pantas disalahkan?” tak lagi berlaku untuk saat ini. Kendati memang ini masalah yang amat berbobot, maka kita harus benar-benar menelaah dengan mata terang.
Sejalan dengan negara ini. Birokrasi yang berjalan lunglai, tentu akan menghambat, bahkan menggagalkan tujuan birokrasi tersebut. Ailh-alih terdapat impunitas yang menjadi-jadi. Secara kasat mata, belakangan ini banyak sekali pelaku meling. Mengedepankan urusan pribadinya dan menterlantarkan anak-anak sistim yang diabdinya. Meling!
Kekhawatiran mengenai perihal ini tentu saja berpotensi menjadi leluri. Berakar dalam dan tumbuh besar sehingga sangat sulit dinetralkan.
Sebenarnya ini bukan bicara soal sitim yang melulu menjadikan kita bahan percobaan. Tapi lebih mengarah pada birokrasinya yang bobrok! Bagaimana bisa??
Ambil contoh soal rapat terakhir bulan dua, dari 100 yang diundang hanya datang 40 bahkan 30%. Nahas bukan?! Tujuan diadakan rapat tentu mengefaluasi dan menuntut agar semuany berjalan tertib dan disiplin. Dengan niat pengabdian seluruhnya. Tapi apa boleh dikata, ayam sudah jadi opor.
Kendati demikian, saya sempat bertanya-tanya. “Dengan cara bagaimana lagi kita bisa menyadarkan birokrasi??”
Sekali lagi, tak ada lagi pertanyaan “Siapa yang pantas disalahkan”. Semua salah! Samua harus berbenah!
#
Eh ya, alasan mengapa saya memakai foto Hari Santri Nasional 22 Oktober tahun lalu, karena semoga saja dengan dicamnya tanggal itu sebagai hari kaum sarungan dapat meningkatkan prestasi dan kepekaan terhadap sekitar. Bukan malah menjadikan hari itu bangga-banggaan saja. PERCUMA!!
SEMOGA BERMANFAAT :D
Comments