Awas!! Kesempatan Emas Bagi Syaitan untuk Menggoda Manusia
Berikut kesempatan emas bagi Syaitan dan Iblis untuk menggoda manusia:
1.
Ketika manusia diuji dengan بليّة ,
artinya Allah menguji kita dengan ujian-ujian yang tidak enak.
2.
Ketika manusia sedang
kritis atau sekarat.
Dua keadaan inilah yang menjadi kesempatan emas buat Syaitan dan Iblis
menggoda manusia.
Dengan ujian yang tidak enak. Kita merasa susah, dan seakan tidak ada
harapan lagi. Dari situlah akan muncul pikiran-pikiran negatif yang seakan-akan
membantu kita, padahal menjerumuskan.
Misalnya, ketika kita diuji kemiskinan yang teramat sangat. Cari kerja
susah, usaha gagal tanpa hasil, istri minggat, suami direbut tetangga, banyak
hutang.
Nah, dalam kondisi terhimpit seperti inilah kita harus waspada dan
sesigap mungkin menjada kuat-kuat iman kita. Karena besar kemungkinan Syaitan
akan menggota kita sampai titik darah penghabisan.
___
Sakaratul maut merupakan momok yang sangat menakutkan,
pedihnya tak terkira. Syaitan memiliki kesempatan emas saat manusia sakaratul
maut. Karena kondisi itu adalah ujung dari kihidupan dunia, ujung dari
segala perbuatan lahiriyyah, juga ujung dari segala macam ibadah. Syaitan akan
berusaha keras menggoda manusia hingga terjerumus. Kecuali mereka yang terjaga
hatinya dengan dzikir.
Merurut cerita dari Beliau*, Suatu saat ada seseorang (maaf, namanya tidak kami sebutkan) yang mengalami sakaratul maut/
naza’. Dalam kondisi tersebut, dia merasa sedang berada diluar alam nyata. Orang-orang
disekitarnya seakan pudar, bergerak tanpa suara. Kemudian datang makhluk yang menyerupai
gurunya dan berkata: “Kang, opo sing bien pernah tak ulang nang samian iku
kliru. Gusti Allah iku gak ono!”. Tegas gurunya. Mendengar kata seperti
itu, hatinya gemetar mengucap tahlil. Sontak makhluk perwujudan gurunya itu mendal.
Kemudian disusul makhluk bewujud Ibunya yang merayu dan memelas agar dia sam’an
wa tha’atan kepada gurunya. Hatinya tersentuh kembali untuk mengucapkan
tahlil.
Selepas itu, datanglah makhluk yang berwujud Ayahnya. Datang dengan
marah-marah dan membentak agar dia mengikuti apa yang didawuhkan gurunya dan
diminta Sang Ibu. Tetap, hatinya terus bertahlil. Dan perwujudan ayahnya
hilang.
Singkat cerita, dia kembali dapat bernafas sampai sekarang.
#Dari sepenggal kisah diatas dapat kita pahami bahwa kebiasaan kita hidup
akan terbawa sampai mati. Kalau kebiasaan yangkita lakukan adalah kebaikan, InsyaAllah
kita akan meninggal dalam keadaan yang layak dan baik. Begitu sebaliknya.
المرء يموت على ما عسى عليه
“Seorang akan
mati sesuai dengan kebiasaanya”
Comments