Skip to main content

Berbakti?

Selamat siang kawan. Bagaimana hari kalian?? Masih tetap semangat ya!!

Berbakti kepada Orangtua adalah sikap mulia. Sebisa mungkin kita berusaha terus mengindahkan mereka. Sampai kapanpun!

Kawan. Bila orangtua kita telah mendahului kita, kita tetap bisa berbakti kepada mereka! “Bagaimana caranya kak?”

Selaras dengan Hadist yang diriwayatkan dari Abu Usaid; ia berkata: Ketika aku duduk bersama Nabi Muhammad SAW tiba-tiba datanglah seorang lelaki dari sahabat Anshar dan bertanya: “ Yaa Rasululah, masih adakah suatu amal yang dapat aku lakukan untuk berbakti kepada kedua orangtuaku yang telah meninggal?” Nabi menjawab: “Iya, masih ada. Yaitu mendoakan mereka, memohonkan ampum mereka, melaksanakan janji mereka setelah mereka meninggal, memuliakan teman dekat mereka, serta silaturrahim, dimana kamu tidak melakukan itu kecuali sebab mereka, tinggal inilah yang tersisa untuk kamu”. (HR. Al-Bukhari, Ibnu Hibban, Abu Daud, dan Al-Baihaqi)

# Caranya adalah:
1. Mendoakan kedua orangtua
2. Memohonkan ampun mereka
3. Menunaikan janji merea setelah mereka meninggal, dimana mereka berjanji kepada orang lain sebelum mereka meninggal
4. Memuliakan teman dekat mereka
5. Bersilaturrahim kepada orang-orang yang biasa disilaturrahimi kedua orang tua.
(Berbakti kepada kedua orangtua, kayra; Kh. Moch. Djamaluddin Achmad)

Hah, Semoga kita selalu menjadi anak yang berbakti, kawan.

ADA LAGI,
Saat kita bershodaqoh, menolong orang, dan melakukan segala amal kebaikan, tambahlah niat pahalannya juga untuk orang tua. Tidak akan berkurang nilai pahala kita. Kita tetap mendapat pahala penuh, pun juga kedua orangtua kita.

Indahnnya Agama islam ala Ahlussunnah Wal Jama’ah Annahdliyyah.
Tujuan kita adalah hari kekal, adalah hari yang TAK PERNAH TERFIKIRKAN oleh banyak orang. Banyak yang lupa dan alpa!
alapah arti hidup ini jika bukan kebaikan? Berbuat baik banyak caranya kawan!
Semangat Semangat Semangat!!!

Alhamdulillah. Semoga bermanfaat!

Comments

Popular posts from this blog

HUKUM MEMPERINGATI PERAYAAN MAULID NABI SAW

Syi'iran Maulud Nabi Dari KH.M.Djamaluddin Ahmad (Jombang) HUKUM MEMPERINGATI PERAYAAN MAULID NABI SAW Peringatan ( kelahiran nabi ) yang lebih populer dengan ‘’ maulidan ’’ merupakan sebuah tradisi, sekaligus memiliki makna yang mendalam. Sejak dulu, kaum muslimin  telah melakukan peringatan mauled Nabi Saw. Sedangkan, orang yang  pertama kali melaksanakan ‘’Maulidan’’ adalah Rosulullah Saw. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadis Imam Muslim. Namun, sebagian orang masih menganggab bahwa peringatan mauled Nabi Saw merupakan perbuatan bid’ah, dengan alasan bahwa Nabi Saw tidak pernah mengajarkan. Dalam sebuah hadis, Nabi Saw memiliki kebiasaan puasa sunnah senin dan kamis. Ternyata, puasa tersebut memiliki tujuan mulia bagi Nabi Saw, yaitu sebagai bentuk rasa syukur atas kelahirannya. Hal ini terungkap saat salah satu sahabat menanyakan kebiasaan Nabi Saw berpuasa pada hari senin. عن أبي قتادة ، أن أعرابيا قال : يا رسول الله ما تقول في صوم يوم الإثنين ؟ فقال : « ذاك يوم ولدت ف

Karakteristik Ajaran Islam

KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ilmu Pengantar Islam Dosen Pengampu: Moh. Dliya’ul Chaq. M. HI. Oleh: 1.       Muhammad Zulfi Fanani 2.       Hasbullah 3.       Muhammad Afwan Imamul Muttaqin 4.       Lugina M Ramdan 5.       Muhammad Irham Mabruri INSTITUT AGAMA ISLAM BANI FATTAH (IAIBAFA)  TAMBAKBERAS JOMBANG 2017 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Setiap agama mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama lain. Agama yang didakwahkan secara sungguh-sungguh diharapkan dapat menyelematkan dunia yang terpecah-pecah dalam berbagai bagian-bagian. Perpecahan saling mengintai dan berbagai krisis yang belum diketahui bagaimana cara mengatasinya. Tidak mudah membahas karakteristik ajaran islam, karena ruanglingkupnya sangat luas, mencakup berbagai aspek kehidupan umat islam. Untuk mengkaji secara rinc

'Mbeling'

Ba'da hataman ngaji kilatan. Ramadhan 1439H Mbeling (Bapak Muhammad Zulianto) Tidak selalu dunia-nya santri lurus dan tenang-tenang saja. Bahkan dibanyak waktu, kelokan tajam dan lubang jalan terjal nyantri kerap menguji. Ada saja masalahnya. Mulai ekonomi sampai "mbolos" ngaji. Dari belajar nakal sampai rambut dipetal. Dari nggandol makan di warung sampai nggandol truck di jalanan. Hingga terkena "candu" warung kopi sampai soal asmara antar asrama. Atau bahkan sampai tidak naik kelas. "Mbeling" adalah istilah yang memiliki banyak arti dan sudah membumi di kalangan santri. Apalagi bagi santri yang memang "mbeling". Rasanya memang tidak lengkap jika nyantri hanya melulu lurus mengaji, nderes, setoran dan wetonan. Sekali-kali harus (pernah) mbeling. Ibarat masakan, mbeling adalah bumbu penyedapnya. Dan penyedap tak perlu banyak-banyak. Asal takaranya terukur dan ada resep yang mengarahkan.             Gus Dur ketika mon