Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2018

[Jalan Seorang Penghafal Al-Quran]

[Jalan Seorang Penghafal Al-Quran] Ketika engkau memilih jalan sebagai seorang penghafal Al-Quran, maka sungguh engkau telah mengambil suatu amanah yang amat berat. Amanah yang akan engkau pertanggungjawabkan dunia dan akhirat. Amanah yang mengharuskanmu mengurangi waktu selain Al-Quran. Amanah yang selalu menuntutmu untuk memantaskan diri. Amanah yang membuatmu tak sama seperti temanmu yang lain yang bebas melakukan apa saja, berteman dengan siapa dan pergi ke mana saja. Amanah yang akan membuatmu sering menangis ketika hafalanmu buruk. Amanah yang akan selalu mempertanyakan komitmenmu terhadapnya. Amanah yang akan selalu membuatmu merasa bersalah ketika melakukan satu dosa saja. Amanah yang akan mengurangi waktu istirahatmu. Amanah yang menuntutmu untuk selalu berinteraksi dengan Al-Quran. Begitu beratnya amanah ini sehingga dari sekian banyak hamba Allah di muka bumi, Allah percayakan amanah ini pada pundakmu. Gunung saja tidak sanggup memegang amana...

Novel WIGATI: "Antara Hanyut, Salut, dan terinspirasi"

Antara Hanyut, Salut, dan Menginspirasi (Tentang Wigati & Hati Suhita Karya Bu Khilma Anis) BABAK I                 Sejak awal, saya sudah curiga tentang isi novel ‘WIGATI’. Pertama kali saya tau buku itu dari story WA salah satu Bu Nyai tambakberas. Hehehe. Maklum, sebagai pecandu buku fiksi – yang notabene masih kawakan – saya langsung terpana dan segera mencari informasi tentang buku itu. dan beruntungnya, ada alumni pesantren yang mosting buku “WIGATI” dengan foto konsep sakral ala jawa. Saya chattingi , dan Seeett! Akhirnya tembus.                 Selang beberapa hari akhirnya si ‘WIGATI’ datang. Lengkap dengan wedang uwuh, penghangat badan. Mulai saya baca. Satu-dua lembar, hingga akhirnya saya sadar. Bahwa kejujuran adalah hal yang sangat dibenarkan. Dan saya jujur, kalau meninggalkan selembar “WIGATI” saja, s...

Kisah: Dikira Bangun Tidur

Kisah: Dikira Bangun Tidur Entah kenapa malam ini tiba-tiba aku terbangun. Kedinginan tidak, apalagi kebelet pipis. Sejak kecil, Ayah selalu mengajariku buang air kecil sebelum tidur. Dan sampai sekarang, aku tak bisa tidur sebelum kencing lebih dulu. A da apa ini? Dekap selimut lebih kurapatkan lagi, tapi sulit rasanya untuk tidur kembali. “Ah, ada apaa ini?!” . Gumamku dalam hati. Sementara sayup angin mesra mengibas-ibaskan daun pohon mangga yang ada didepan surau. Membuatnya landai jatuh ketanah. Aku bangkit, lalu melangkah diantara dengkur rekan-rekan. Disela-sela mimpi nakal mereka.             Ku terobos kesunyian. Mengelilingi bilik-bilik yang sepi. Masjid, parkiran, ruang tamu, kamar mandi, dapur, kantor. Semuanya lelap. Ku hembuskan nafas, lelah. Lalu mengibarkan pandangan ke langit. Menikam bui-bui bintang dan bulan.             “Kalau saja aku bisa ke...