π Kaca Mata π Beberapa debu menyeka pelipisku. Disini begitu rindang. Entah karena desain ruangannya, atau bintang yang berhamburan di atas sana. "Za, lepasen kacamata mu" "Lepas? π€¨ " Tanyanya. Aku mengangguk. Lantas dia memegang tangkai kacamatanya, mengangkatnya dari daun telinga, dan meletakkanya diatas meja. Aku tersenyum. Hariza terlihat bingung. "Lalu? π " "Hehe. Ora. Nek melihat seorang berkacamata aku tertarik memintanya melepas kacamatanya π
" "Ooh. Hehehe π " Suasana mendadak larut. Aku diam, dia juga. Dan soal kacamata, ku rasa itu hanya bual alasan. Minimal agar dia tau kalau aku suka. Kami menguap π΄ . Sesaat setelah pesanan kami datang. Dua cangkir cappucino panas. β β
"Terus belajar dan membaca. Membaca pengalaman, alam sekitar, dan segala yang terkait dengan kehidupan"